Saya Muhammmad Kuwat
(bukan nama asli) anak bungsu dari lima bersaudara, lahir di kota tua bekas
Kerajaan Mataram lslam Kotagede Yogyakarta 33 tahun yang lalu. Keluarga dan
lingkungan saya cukup agamis. Saya tinggal di sebelah barat mushalla kecil yang
berbilik bambu. Di situlah saya belajar mengaji dari seorang guru. Kini
mushalla itu sudah berubah menjadi sebuah masjid megah yang pernah diresmikan
oleh Ketua PP. Muhammadiyah KH. AR. Fahruddin (almarhum) di awal tahun 90-an.
Saya lulus dari MAN Yogyakarta tahun 1990. Sejak remaja saya sudah
tertarik dengan ilmu-ilmu kanuragan, kekebalan, tenaga dalam dan kesaktian. Hal
itu karena ajakan teman-teman main saya. Saya pernah belajar ilmu tenaga dalam
Panji Wulung yangngetop pada saat itu di kalangan anak muda
Kotagede. Kemudian saya juga belajar tenaga dalam Ngudi Utama. Setelah itu
kehidupan saya semakin jauh dari lslam, karena kalau orang lslam itu dzikir
dengan subhanallah, subhanallah, tetapi saya membaca mantra-mantra jawa dan
mengundang bantuan ghaib dengan memanggil nama guru besar tenaga dalam yang
saya ikuti.
Mushaf al-Qur’an pun saya Bakar
Entah pengaruh apa, perangai saya berubah total. Kehidupan
mabuk-mabukan, berkelahi, saya geluti setiap hari. Saya dikenal sebagai preman
kampung yang lumayan ditakuti orang, karena saya pernah berkelahi dengan
pukulan telapak tangan kanan saya yang mengenai dada lawan. la langsung jatuh
KO tersungkur dan di dadanya membekas hitam dan panas terbakar, bergambar
telapak tangan saya.
Setelah tiga hari, orang itu datang menemui saya untuk minta maaf
kepada saya. “Saya beri maaf, tapi jangan berlagak jagoan kalau lewat di
kampung saya,” gertak saya waktu itu. Kemudian saya usap dadanya dan hilanglah
bekas hitam bergambar telapak tangan saya, ia sembuh seketika.
Waktu itu saya juga belajar bekerja di sebuah bengkel mobil
tetangga saya sampai bisa, tetapi hasilnya hanya untuk foya-foya dan mabuk.
Meski hidup dalam kegelapan dunia maksiat, saya tetap punya keinginan untuk
memperdalam ilmu kanuragan. Saya sering bertapa di senthong tengah
(kamar belakang) berhari-hari, sampai akhirnya saya mendengar bisikan ghaib
yang membimbing saya untuk melakukan amalan-amalan khusus. Saya anggap bisikan
itu adalah benar yang datangnya dari Allah. Karena saya diperintahkan untuk
berpuasa, berdzikir, dan membaca al-Qur’an.
Sampai akhirnya saya dibimbing untuk membuat tulisan Allah dipahat
di atas segitiga yang terbuat dari logam perak kemudian membaca al-Qur’an
seluruhnya. Setelah khatam membaca al-Qur’an, saya mendapat bisikan untuk
membakar mushaf al-Qur’an itu dengan memasukkan segitiga yang bertuliskan lafal
Allah. Dengan demikian seluruh isi al-Qur’an telah merasuk dalam diri saya dan
kemukiizatan al-Qur’an merasuk dalam segitiga berlafalkan Allah. Saya turuti
bisikan itu dan mushaf al-Qur’an saya bakar sampai habis.
Bisikan ghaib itu muncul lagi agar saya menggunakan segitiga itu
sebagai azimat yang suci dengan memberinya gantungan kain kafan putih untuk
dikalungkan di leher, dan tidak boleh dibawa ke toilet.
Kehidupan saya semakin hari semakin pekat, bahkan sempat
benar-benar putus asa dalam hidup dan menyalahkan Tuhan. Akhirnya saya mencoba
bunuh diri dengan menenggak sepuluh botol minuman keras sekaligus sampai saya
tidak sadarkan diri. Alhamdulillah, saya segera mendapat pertolongan dan dibawa
ke rumah sakit terdekat. Setelah itu saya kembali sadarkan diri dan selanjutnya
boleh pulang. Tetapi saya belum mendapatkan jalan hidup yang menjadikan hidup
lebih bermakna. Keseharian saya belum berubah.
Sikap-sikap saya selalu kasar dan wajah saya tampak sangar.
Masyarakat saya menilai saya sebagai orang yang sombong, tidak pernah tegur
sapa, apalagi senyum kepada orang. Pandangan mata saya pun dianggap liar dan
tidak bersahabat.
Ramadhan bulan hidayah
Bulan berkah tiba, yaitu bulan Ramadhan 1416 H/1996 M. ltulah bulan
yang membawa perubahan besar bagi hidup saya. Ramadhan saya jalani dengan lebih
baik dari tahun-tahun sebelumnya. Teman saya Mas Agus S mengajak untuk
beri’tikaf di masjid dekat rumah. Ajakan itu saya sambut gembira, sehingga
setiap malam setelah tanggal 20 Ramadhan saya tinggal di masjid berdua
dengannya untuk membaca al-Qur’an.
Pada malam ke 27 Ramadhan 1416 H saya diajak Mas Agus ke rumah
Ustadz Fadhlan di kampung Prenggan Selatan Kotagede. Pada waktu itu Mas Agus
minta diruqyah oleh ustadz Fadhlan. Kemudian Ustadz melakukan ruqyah dan saya
hanya menyaksikannya. Ada sesuatu yang ganjil dalam diri saya ketika melihat
prosesi ruqyah itu. Dalam diri saya ada bisikan kuat untuk memukuli Ustadz
Fadhlan dan semua mantra-mantra pemanggilan bantuan jin dengan jelas dibisikkan
dalam hati saya untuk saya ucapkan, padahal saya sudah lama tidak menggunakan
mantra-mantra itu dan sudah lupa. Alhamdulillah, saya masih dapat mengendalikan
diri.
Setelah ruqyah selesai, saya dan Mas Agus kembali ke masjid untuk
I’tikaf lagi. Apa yang saya rasakan di rumah Ustadz Fadhlan, saya sampaikan
kepada Mas Agus. la mengatakan, “Kemungkinan itu adalah bisikan jin yang pernah
dimasukkan. Coba saya ruqyah dengan bacaan Al Qur’an.” Saya diminta untuk
berbaring, sedangkan Mas Agus membacakan ayat-ayat dengan tartil ke arah
telinga kanan saya. Tubuh saya bergetar ketika awal al-Baqarah dibacakan,
semakin lama semakin kuat getaran tubuh saya, kemudian saya tidak sadarkan
diri.
Mas Agus menceritakan bahwa jin dalam,tubuh saya begitu banyak dan
kuat. “Wah saya tidak sanggup menghadapinya sendirian,” kata Mas Agus. Akhirnya
sekitar jam 23.00 saya minta dipanggilkan Ustadz Fadhlan untuk membantu saya.
Jin yang berada dalam tubuh saya sempat menantang dengan kata-kata, “Panggilkan
Fadhlan, dia keciiiil nggak ada apa-apanya! Saya ini rajanya
jin Kotagede!”
Ustadz Fadhlan datang dan langsung masuk ke ruangan masjid bagian
dalam. Jin tampak ketakutan, Ustadz langsung membacakan ayat-ayat al-Qur’an dan
doa-doa Rasulullah. Jin dalam tubuh saya meronta-ronta kesakitan setelah
menerima pukulan dan bacaan ayat-ayat tentang neraka. Jin akhirnya mau diajak
dialog dengan Ustadz Fadhlan.
Ustadz membentak: “Siapa kamu dan apa agamamu?”
Jin: “Saya Sekaten. Saya jin komunis!”
Ustadz: “Apakah kamu tidak kenal lslam?”
Jin: “Saya dulu beragama lslam, dan nama saya dulu Abdul Khaliq.”
Ustadz: “Kenapa kamu menjadi jin komunis?”
Jin: “Karena dipaksa masuk komunis dan saya diajak ingkar kepada
lslam. Setelah saya masuk komunis nama saya dirubah menjadi Sekaten dan saya
dijadikan raja di Kotagede.”
Ustadz: “Bohong kamu! Kamu hanya jin preman. Bertaubatlah kamu
kepada Allah!”
Jin: “Kalau saya kembali ke lslam saya pasti dibunuh oleh anak buah
saya sendiri.”
Ustadz: “Kalau kamu masuk lslam dengan jujur, kamu lawan mereka
dengan takbir, kamu akan dilindungi Allah.”
Jin akhirnya mau masuk lslam dengan dituntun membaca dua kalimah
syahadat oleh ustadz Fadhlan. Tetapi benarkah jin itu masuk lslam dengan
setulus hatinya?
Tipu daya syaithan kepada seorang mukmin
Ternyata jin dalam tubuh saya hanya bepura-pura masuk lslam. Jin
itu berusaha menipu Ustadz Fadhlan. la minta agar semua orang menyingkir,
karena ia akan menyampaikan berita rahasia. Ustadz mengatakan, “Saya tidak
butuh berita rahasia dari kamu!” Tetapi jin itu kemudian meminta dengan sangat
agar yang lain menjauh, kemudian membisikkan sesuatu. Ustadz Fadhlan
mendengarkan bisikanitu, katanya:
1. “Diatas dia ada jenderal jin di Kotagede yaitu jin Mbah Mangil
Selokraman.” Jin kemudian menjelaskan cara meruqyahnya harus dengan selembar
daun sirih yang kuning ditempelkan di keningnya, maka jin akan keluar.”
2. “la adalah jin komunis yang memimpin gerakan komunis di
Kotagede.”
3. “la bersedih, kenapa kamu Fadhlan membakar anak buah saya di
Kotagede dengan Ruqyah?”
4. “Kalimat yang paling saya takuti adalah Hasbunallahu wa
ni’mal wakil.”
Ustadz Fadhlan melanjutkan ruqyahnya, tanpa mempedulikan bisikan
jin itu. Ayat-ayat tentang siksaan terhadap munafiqin dibacakan dengan suara
keras. Jin itu menangis kesakitan, dan mengatakan, “Cukup, cukup, jangan
diteruskan!” Tetapi ustadz tetap membacanya.
Tiba-tiba jin itu minta disiapkan seember air. Ustadz Fadhlan
bertanya: “Untuk apa seember air?” Jin itu tampak meronta kesakitan dan
tampaknya memaksa untuk disiapkan seember air. Jin mengatakan, “Saya mau bunuh
diri saja, daripada saya disiksa oleh anak buah saya sendiri dengan dilempari
batu.”
Ustadz bertanya: “Bagaimana kamu bunuh diri dengan air?”
Jin: “Saya mau berpindah ke tangannya Mas Kuwat kemudian tangan itu
dimasukkan air, dan Ustadz memasukkan tangan kanan Ustadz sambil membaca Hasbunallahu
wa ni’mal wakiil terus menerus, saya pasti mati.”
Ustadz: “Hai jin, janganlah kamu putus asa dari rahmat Allah!
Jangan bunuh diri, karena Allah Maha Kasih Sayang terhadap hamba-hamba-Nya. Masuklah
lslam dengan setulus hatimu, dan jangan munafik! Kalau kamu sudah masuk lslam
kemudian kamu dibunuh, maka kamu mati syahid. Tetapi kalau kamu bunuh diri,
maka kamu mati kafir! Segeralah keluar dari tubuh ini!”
Tidak terasa jam telah menunjukkan pukul 01.30. Jin yang sudah
yakin dengan kebenaran lslam itu akhirnya mau diajak berdzikir, bertakbir, dan
ada keinginan untuk keluar dari badan saya. Tetapi katanya anak buahnya yang
banyak tetap menghalanginya untuk keluar dan agar tetap di dalam saya. Karena
sudah malam, ustadz Fadhlan mulai kelelahan, tetapi semangat membantu
saudaranya yang ingin membersihkan diri dari ilmu syirik lebih besar. Jin
merasakan adanya perlindungan dari Allah ketika membacahasbunallahu wa
ni’mal wakil, meskipun anak buahnya selalu ingin menyerangnya.
Akhirnya jin itu rupanya tahu diri, agar tidak mengganggu orang
kampung sekitarmasjid, ia minta dibantu dzikir banyak orang di lapangan Karang
Kotagede. Ustadz Fadhlan meminta bantuan jamaah I’tikaf dari Masjid Mu’adz bin
Jabal untuk membawa saya ke lapangan.
Mobil carry yang disopiri pemiliknya sendiri, Pak Muhaimin segera
datang dengan beberapa jamaah. Saya diangkat ke dalam mobil sambil dibacakan
dzikir hasbunallahu wa ni’mal wakil sampai ke tengah lapangan. Kemudian mobil
berhenti dan saya diturunkan dari mobil dengan digotong.
Lima belasan peserta I’tikaf dari Masjid Mu’adz Bin Jabal membantu
memegangi saya agar bisa berdiri sambil membaca dzikir terus. Ayat Kursi
dikumandangkan oleh mereka dengan suara yang keras dan tartil memecah
keheningan malam 27 Ramadhan tahun itu. Berpuluh-puluh kali jin berusaha keluar
dari jasad saya, tetapi selalu gagal karena ada kekuatan lain yang
menghalanginya.
Jin muslim Abdul Khaliq yang dikembalikan kepada nama aslinya oleh
Ustadz Fadhlan itu telah yakin bahwa dirinya akan dilindungi oleh Allah jika
banyak berdzikir dan membaca ayat kursi, maka jin muslim itu pun ikut berdzikir
dan membaca ayat kursi yang dilantunkan oleh para peserta l’tikaf itu.
Sesekali jin itu teriak bahwa ada yang menghalangi dari atas
kepala, ada yang melempar dari kanan, kiri, depan dan belakang. Seluruh yang
meruqyah saya semakin yakin adanya permusuhan antara manusia muslim dan jin
kafir, maka Ustadz Fadhlan member komando supaya semua baca “Hasbunallahu wa
ni’mal wakil” dengan keras.
Seluruh yang hadir sudah mulai tampak capek, suara dzikir dan
bacaan Qur’an mereka mulai menurun. Ustadz Fadhlan mengambil inisiatif agar
seluruh ikhwan berkeliling membentuk lingkaran sambil membaca ayat Kursi dengan
keras untuk membentengi saya, sehingga proses keluarnya mantan jin preman itu
bisa lancar tanpa gangguan jin kafir lainnya.
Akhirnya, semua hanya pasrah dan memohon kemudahan urusan kepada
Allah semata dan kemudian berusaha mendirikan saya sambil terus berdzikir. Jin
dengan susah payah keluar meninggalkan jasad saya sambil mengucapkan, “Assalamu
’alaikum.” Jasad saya seperti terangkat kemudian lemas dan saya pun mulai
sadarkan diri.
Saya menangis tersedu-sedu sambil sujud syukur di tengah lapangan
dan diikuti oleh Ustadz Fadhlan dan semua jamaah yang membantu ruqyah. Jam
telah menunjukkan pukul 03.00 pagi, saat petugas piket mengambil makanan sahur
untuk peserta I’tikaf. Saya berjalan lemas dituntun Ustadz Fadhlan menuju
masjid Mu’adz yang hanya berjarak 50 m untuk beristirahat dan makan sahur.
Kutemukan makna hidupku
Saya benar-benar lemah setelah itu. Ramadhan tersisa tinggal tiga
hari, namun saya tetap puasa hingga tibalah ldul Fitri. Pada hari raya itulah,
saya benar-benar tidak punya tenaga, tidak bisa bangun. Badan ini seperti tidak
punya tulang. Tetapi saya tetap makan dan minum serta menjalankan shalat.
Kemudian pada hari kedua saya mulai bisa bangun dan punya tenaga lagi.
Peristiwa ruqyah di akhir Ramadhan itu telah merubah kehidupan saya
berbalik 180 derajat. Saya yang sebelumnya tidak pernah tegur sapa menjadi
orang yang mudah bertegur sapa, memberi salam, memberi senyum, dan perubahan
semacam ini dirasakan juga oleh masyarakat saya, keluarga saya terutama ibu
saya sangat bahagia.
Memang ibu saya mengatakan, “Pengajian (maksudnya ruqyah) di masjid
itu, sebenarnya saya tidak tahu, karena saya di rumah barat. Tetapi yang saya
dengar bahwa anak saya kesurupan, terus yang mengobati kewalahan dan mengundang
gurunya.”
Setelah itu saya benar-benar mendapatkan kehidupan saya. Saya kemudian
pindah kerja. Saya kerja di rental mobil, karir saya cepat sekali menanjak
sampai menyamai bahkan lebih dari manajer saya. Dan kemudian buka rental mobil
sendiri di Jalan Taman Siswo. Urusan dunia ternyata membuat saya lengah, bahkan
shalat saya mulai mengendor. Akhirnya Allah beri cobaan yang berat, yaitu mobil
yang saya setir mengalami kecelakaan yang serius, mobil saya hancur, tetapi
saya Alhamdulillah tidak apa-apa. Setelah itu usaha saya jadi mundur dan
akhirnya tutup. Akhirnya saya menjadi seorang sopir taksi di Yogyakata sampai
sekarang.
Saya merasakan kepedihan dan derita hidup yang berat setelah saya
tinggalkan shalat lagi. Lebih parah lagi, jin-jin yang dulu sudah banyak keluar
itu masuk lagi. Saya sadar ada jin yang masuk lagi karena jin mengingatkan
mantra-mantra lama yang sudah saya lupakan. Waktu itu saya juga ingin ketemu
Ustadz Fadhlan untuk minta ruqyah lagi, akan tetapi berkali-kali saya ke
rumahnya tidak pernah ketemu.
Perlu Ruqyah lagi
Saya sempat mengeluhkan masalah saya, yaitu kalau sedang rajin
ibadah dan sungguh-sungguh, maka hari-hari berikutnya pasti menghadapi godaan
syetan yang lebih dahsyat.
Ustadz Fadhlan menjawab, “Syaithan itu makhluk pendendam, ketika
Anda taat kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka berarti Anda telah berkhianat
besar kepada syetan. Ketika syetan merasa dikhianati oleh Anda, maka syetan
berusaha keras untuk melampiaskan dendamnya itu dengan menggoda lebih serius.
Tetapi ketika Anda tidak beribadah dengan baik, maka syetan merasa sudah
berhasil menggoda Anda.”
Saya bertekad ingin memperbaiki diri lagi di bulan suci ini dan
membersihkan diri dari pengaruh jin-jin jahat yang selama ini mengganggu
konsentrasi ibadah saya.
Ruqyah Majalah Ghoib Dan Bekam 021-70374645
Sumber : Kesaksian Majalah Ghoib Edisi 28/2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar