Sulis dengan “kelebihannya” bisa mengobati orang dengan hanya sekedar
menjalankan bisikan dalam hatinya atau bisa menebak pencuri dengan foto, hanya
sebuah kasus. Tetapi kasus ini sebenarnya mewakili banyak orang di negeri ini.
Kemampuan yang dimiliki Sulis oleh kebanyakan masyarakat kita dimaknai
sebagai anugerah dari tuhan, dianggap orang yang linuwih. Intinya,
manusia pilihan yang dipilih dari sekian banyak manusia. Itulah sebabnya
masyarakat kita merasa biasa saja mendatangi orang seperti Sulis untuk
menyelesaikan masalahnya. Apalagi jika orang sedang panik, kehilangan benda
berharga umpanya. Dengan tergopoh-gopoh, biasanya mencari orang pintar agar
bisa mengetahui pencurinya dengan harapan barangnya bisa kembali. Atau orang
yang sudah didera penyakit yang tak kunjung sembuh dengan berbagai obat
kedokteran dan ramuan tradisional. Orang pintar seperti Sulis seringkali
menjadi ujung dari pengharapan untuk sembuh.
Ternyata, kelebihan yang dimiliki Sulis berasal dari jin. Sehingga
masalahnya menjadi sangat terang. Terang bagi siapa saja yang merasa bisa
mengobati dengan bisikan-bisikan, bahwa itu usaha jin untuk menyesatkan
manusia. Dan terang bagi mereka yang datang untuk meminta bantuan kepada orang
seperti itu, karena meminta bantuan kepada jin adalah kesesatan.
Tetapi banyak yang tidak tahu bahwa itu adalah bisikan jin. Yang lebih
parah lagi kesesatan itu dianggap sebagai karamah. Ini juga yang dirasakan oleh
Sulis. Pada awalnya, dia pun merasa bahwa semua kelebihan itu dianggap biasa.
Kalaupun terjadi dialog dalam hatinya, dia masih memberikan peluang untuk
masuknya kelebihan itu ke dalam bagian dari karamah.
Wajar, karena beda antara karamah dan kelebihan dari jin tipis saja.
Keduanya sama-sama kelebihan. Kelebihan yang dimiliki bisa jadi sama persis.
Tetapi ada ciri jelas untuk mengetahui apakah bisikan itu adalah jin atau
karamah. Karamah tidak bisa diulang-ulang sesuai dengan kemauan dari
pemiliknya. Karena karamah itu murni hadiah dari Allah. Jadi, kalau ada orang
yang selalu bisa menolong dengan bisikannya kepada setiap orang yang datang
maka itu adalah sihir.
Seorang Tabi’in yang pernah mempunyai karamah seperti mukjizatnya Nabi
Ibrahim, yaitu tidak mempan dibakar, hanya diberikan Allah sekali itu saja. Setelah
peristiwa heboh itu, beliau kembali takut panasnya api. Manusiawi, karena api
memang panas dan dia tidak bisa mengulang kebehatannya tahan terhadap panasnya
api.
Jin menjerumuskan pelan-pelan
Pada mulanya biasa saja. Bisikan di hati Sulis juga awalnya biasa,
bukan untuk mengobati. Tetapi lama-lama, jin yang “dipelihara” itu merasa
senang dan membisikkan bisikan yang lebih mengikat. Yaitu bisikan untuk
mengobati dan menebak. Sehingga si orang itu merasa bangga karena mempunyai
kelebihan yang disaksikan oleh orang banyak.
Sampai di sini, belum banyak kebohongan jin yang terungkap. Begitu
ibunya sendiri sakit, Sulis yang mampu mengobati orang lain itu tidak sanggup
mengobati ibunya. Ujung-ujungnya jin mencoba mengelak, bahwa penyakit ibunya
adalah penyakit medis. Padahal selama Sulis mengobati dan sebagaimana
orang-orang pintar yang lain selalu tampil bisa mengobati sampai pada masalah
medis sekalipun. Memang begitu lah sang pendusta.
Di Majalah Ghoib, beberapa kasus ruqyah ada yang sejenis. Di mana seseorang
yang mempunyai kelebihan ternyata tidak sanggup menjadi solusi bagi dirinya
sendiri. Entah bagaimana mencerna masalah itu, tetapi di sini kebohongan jin
itu mulai nampak.
Sulis bersyukur, jin yang sering membantunya dengan bisikan-bisikan
belum menariknya jauh ke dunia yang lebih menyesatkan. Allah cepat menyadarkan
Sulis bahwa jin itu harus dikeluarkan. Ruqyah Islami dilakukan. Dan jin pun
terusik dengan ayat-ayat Allah.
Dari ruqyah inilah nampak jelas benar, bahwa bisikan itu bukanlah
anugerah dari Allah. Jin itu mulai melancarkan kebohongan demi kebohongan agar
Sulis mau mempertahankannya. Mulai dari mengaku sebagi ruhnya Rasulullah. Untuk
meyakinkan bahwa kelebihan itu bukan kesesatan. Bukti kebohongan jin kelihatan
sekali, saat Sulis tetap bertekad untuk ruqyah. Pengakuannya berpindah dari ruh
Rasulullah kepada ruh neneknya. Untuk meyakinkan itu, jin menceritakan sejarah
hidup Sulis. Agar Sulis tidak mengeluarkannya karena iba terhadap neneknya.
Tekad untuk menghilangkan jin dari kehidupan kita, harus sekuat tekad
Sulis. Karena jin yang sudah merasa enak itu tidak akan rela dikeluarkan.
Dengan berbagai cara jin berusaha untuk bertahan. Dari mulai mengiba hingga
menakut-nakuti. Seperti yang dialami Sulis akhir-akhir ini, dia mulai diganggu
dalam tidurnya. Mimpinya selalu menyeramkan.
Tekad untuk tetap memusuhi jin yang sering membisikkan sesuatu itu,
harus betul-betul kuat. Sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat, “Dan
demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan (dari
jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada
sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).
Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka
tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Al-An’am: 112).
Mujahid menjelaskan dalam tafsirnya, “Jelas disebutkan bahwa jin yang
kafir adalah syetan yang membisikkan kepada syetan manusia yaitu orang-orang
yang kafir di antara mereka perkataan yang indah untuk menipu (manusia).”
Orang-orang seperti Sulis harus segera bertaubat. Karena ujung-ujungnya
syetan juga. Dan tidak sedikit yang tersesat karena silau dengan kelebihannya.
Sebagaimana dalam lanjutan ayat di atas, “Dan (juga) agar hati kecil
orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada
bisikan itu. Mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa
yang mereka (syetan) kerjakan.’ (Al-An’am: 113).
“Untuk itulah ketika seseorang berkata: saya mempunyai jin pembantu.
Maka dijawab: Apakah kamu mengimani hari kebangkitan dan pembalasan? Jawaban
dalam bentuk pertanyaan ini sebagai bukti dari dusta, pengingkaran, kekafiran
dan pembangkangan.” jelas Ibnu Katsir.
Mengobati dengan bisikan-bisikan dan menebak sesuatu yang ghoib dengan
foto adalah merupakan tipu daya syetan. Jadi, jangan tertipu oleh
bisikan-bisikan dan kelebihan-kelebihan seseorang sebelum kita tahu betul bahwa
dia terbebas dari kesyirikan.
sumber : majalah ghoib edisi 16
picture : Mozaik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar