Kamis, 26 April 2018

Saya Pernah Berobat Ruqyah ke Orang pinter




Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Ustadz, saya seorang gadis berumur 21 tahun. Saya pernah berobat ruqyah ke paranormal untuk mengobati penyakit medis dan non medis. Kata peruqyahnya, saya mengidap penyakit komplikasi, dan ada yang mengikuti, yaitu seorang kakek. Sebelum diruqyah saya berwudhu terlebih dahulu. Dan saat diruqyah, saya dibolehkan untuk tidak tutup aurat. Peruqyah laki-laki itu memegang telapak tangan, sehingga kulit saya bersentuhan dengan kulitnya. Saya disuruh berdzikir: ‘Ya Lathif’ terus menerus.
Sebelum ia membaca bacaan ruqyah, ia menyebut nama saya dan kedua orangtua, lalu ia membaca surat al-Fatihah. Lalu ia mengerahkan tenaga dalam untuk mengambil dan membuang energi negatif yang ada dalam tubuh saya. Setelahnya, saya disuruh minum air yang bercampur bunga mawar. Kemudian saya disuruh mandi air yang telah ia do’akan bercampur minyak bunga mawar dengan niat membersihkan badan. Malamnya, jam satu, saya disuruh shalat taubat, tahajjud dan hajat. Lalu baca Istighfar , Shalawat, Ya Alloh Ya Qodim, Ya Lathif, Ya Hayyu Ya Qoyyuum bi Rohmatika Astaghits, masing-masing dibaca 100 kali, serta ayat Kursi 13 kali.
Yang ingin saya tanyakan; bolehkah saya mengamalkan amalan tersebut? Kata peruqyah itu, tubuh saya sudah berlubang sehingga harus ditutup agar jin tidak mengganggu lagi, benarkah itu? Berdosakah saya, karena telah minta diruqyah ke paranormal? Apa yang harus saya lakukan? Terima kasih atas jawabannya.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Atit, Batang Jawa Tengah.


Wa’alaikum salam wr. wb.
Bismillah wal hamdulillah, was sholatu was salamu ‘ala Rosulillah, wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man walah. Apa kabar para pembaca Majalah Al-Iman bil Ghoib semuanya? Senang sekali rasanya bisa menyapa Anda meskipun hanya melalui rubrik konsultasi ini. Semoga para pembaca semua, terutama saudari Atit yang ada di Batang selalu dalam lindungan Allah yang Maha Perkasa.
Wirid dan dzikir adalah bagian dari ibadah. Jika ingin ibadah mahdhoh kita diterima oleh Allah, maka kita harus mendasarinya dengan 3 landasan. Pertama, iman yang benar atau lurus. Kedua, niat yang ikhlas. Ketiga, mengikuti apa yang telah dicontohkan Rasulullah.
Bunyi wirid yang disebutkan oleh saudari Atit benar adanya. Hanya saja jumlah 100 kali dalam membaca wiridwirid tersebut tidak ada tuntunannya dari Rasulullah. Termasuk membaca asma-ul husna dengan memilih kalimat tertentu. Ada pasien ruqyah yang wirid: ‘Ya Lathif’ ribuan kali, malah kerasukan jin yang mengaku bernama Abdul Lathif. Alasannya sepele, karena ia merasa dipanggil-panggil.
Pelaksanaan ibadah yang menyimpang, tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah, hakikatnya tidak akan mendekatkan pelakunya kepada Tuhan (Allah), tapi malah mendekatkannya kepada syetan. Maka dari itu, tinggalkanlah segala bentuk penyimpangan dalam ibadah. Allah memerintahkan kita untuk membaca asma-ul husna saat mau berdo’a (sebagai pengantar do’a), sebagaimana makna ayat berikut, “Dan Allah memiliki nama-nama yang indah (asmaul husna), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu…” (QS. al-A’raf: 180).
Para pembaca Majalah Al-Iman yang tercinta. Tidak serta-merta pengobatan yang menggunakan label ruqyah itu islami. Karena dalam kajian akidah Islam, praktik ruqyah itu ada dua macam. Ada ruqyah yang syar’iyyah (sesuai dengan syari’at Islam). Dan ada juga ruqyah yang syirkiyyah (mengandung kesyirikan). Rasulullah telah melarang ruqyah yang syirkiyyah dan menganjurkan kita untuk melaksanakan ruqyah syar’iyyah. Beliau pernah bersabda kepada para shahabatnya, “Tunjukkanlah bacaan ruqyah kalian kepadaku. Praktik ruqyah itu tidak apa-apa selama tidak ada kesyirikan di dalamnya”. (HR. Muslim).
Kalau kita perhatikan praktik ruqyah yang telah saudari Atiti jalani, maka praktik ruqyah seperti itu masuk dalam kategori yang dilarang. Karena di dalamnya terjadi penyimpangan syari’at. Misalnya, membiarkan pasien tidak menutup auratnya, bersentuhan kulit antara laki-perempuan yang bukan mahromnya. Penggunaan tenaga dalam untuk mengusir energi negatif (syetan). Minum atau mandi rendaman bunga mawar. Pelaksanaan wirid yang tidak sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah.
Para Pembaca Majalah Al-Iman yang budiman. Apakah kita berdosa jika mendatangi praktik ruqyah yang seperti itu? Ya, kita berdosa. Karena kita memanfaatkan jasa pengobatan yang menyimpang dari pakem syari’at Islam. Praktik pengobatan ruqyah ala Rasulullah tidak seperti itu. Adapun cara bertaubat dari dosa seperti itu adalah menyesali perbuatannya, meninggalkannya dan menggantinya denan ruqyah yang syar’iyyah. Serta perbanyak membaca istighfar.
Karena kedatangan kita ke tempat pengobatan yang menyimpang, apalagi ke seorang paranormal, dukun atau ‘oran pintar’, akan merusak pahala shalat kita. Padahal shalat adalah ibadah mahdhoh yang paling pokok menurut Allah. Kalau shalat kita rusak, maka semua amal ibadah kita dianggap rusak. Rasulullah juga menegaskan bahwa orang yang meyakini keabsahan praktik perdukunan menyebabkan ia kufur terhadap al-Qur’an dan hadits. Dan orang seperti itu, si dukun dan pasiennya, tidak akan diakui Rasulullah sebagai ummatnya.
Rasulullah telah bersabda, “Barang siapa yang mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari.” (HR. Muslim). Di riwayat lain: “Selama empat puluh malam.”(HR. Ahmad).
Barangsiapa yang mendatangi peramal atau dukun, lalu membenarkan apa yang ia katakan, maka ia telah kufur terhadap apa yan diturunkan kepada Muhammad (al-Qur’an dan hadits).” (HR. Hakim dan dishahihkannya).
“Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan tathayyur (mengadu nasib lewat binatang) atau minta dilakukan tathayyur untuk dirinya, berpraktik perdukunan atau minta bantuan dukun, berpraktik sihir atau memanfaatkan jasa mereka. Barang siapa mendatangi dukun, lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad (al-Qur’an dan al-Hadits).” (HR. al-Bazzar dengan sanad jayyid (bagus)).
Tidak ada keterangan dari Rasulullah bahwa orang yang pernah diganggu syetan, berarti tubuhnya telah berlubang, sehingga ia gampang terganggu lagi. Yang jelas benarnya, gangguan syetan itu akan terus terjadi selama kita masih hidup. Dan kita tidak akan bisa menghalaunya tanpa pertolongan Allah. Hanya dengan dzikrullah sesuai yang diajarkan Rasulullah, kita akan aman dari gangguan syetan.
Rasulullah bersabda, “Begitulah, seorang hamba tidak bisa melindungi dirinya dari (gangguan) syetan, kecuali dengan dzikrullah.” (HR. Tirmidzi, hadits hasan shahih, no. 2790). Meskipun kita pernah kesurupan, kita akan aman jika kita banyak berdzikir atau membaca ayat dan do’a perlindungan. Wallohu A’alam.  
sumber 
Konsultasi majalah Ghoib edisi 106
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar