Selasa, 01 Agustus 2017

JADI KAYA DENGAN QANA’AH



Oleh Ustadz Agung Al - Mumtazy

“Bersikaplah qana’ah-lah (menerima) kalian karena sesungguhnya sikap tersebut merupakan harta yang tak akan pernah habis.” (HR. Ath-Thabrani)

                Apakah itu qana’ah? Qana’ah mengandung lima perkara :
1.       Menerima dengan rela apa yang ada.
2.       Memohon kepada Allah SWT tambahan yang pantas diiringi usaha.
3.       Menerima dengan sabar akan ketentuan-Nya.
4.       Bertawakkal kepada Sang Pencipta.
5.       Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.

Orang yang memiliki sifat qana’ah sesungguhnya ia telah mencukupi hartanya sekedar apa yang dalam genggamannya dan tidak menjalar pikirannya kepada yang lain. Meskipun begitu, ia tetap mencari penghasilan yang halal, bekerja keras dan tidak bermalas-malasan. Karena manusia diciptakan di dunia ini untuk beribadah, sedangkan mencari rezeki serta bekerja juga termasuk ibadah. Namun ia bekerja bukan semata-mata berorientasi pada uang dan penghasilan akan tetapi ia ingin berbuat sesuatu untuk dirasakan manfaatnya oleh sebanyak-banyaknya manusia.

        Sebaik-baik obat untuk menghilangkan segala keraguan dalam hidup adalah dengan berikhtiar dan percaya kepada takdir. Sehingga apapun ujian dan musibah yang datang, ia tetap tegar dan berprasangka baik kepada Allah SWT. Ia tidak terlarut dalam bahagia tanpa batas ketika mendapat keuntungan dan tidak pula sedih berkepanjangan ketika ditimpa kerugian. Siapa yang tidak qana’ah maka sungguh ia tidak percaya kepada takdir, tidak sabar dan tidak tawakkal. Berapa banyak manusia di luar sana ketika tidak memperoleh sesuatu yang diinginkannya, pikirannya stress, emosi tak terkendali, terserang penyakit-penyakit psikis dan mental yang aneh, bahkan ada yang gila, hilang akal dan berujung dengan bunuh diri karena putus asa dalam hidupnya.

        Bagi orang yang benar-benar qana’ah, dia akan selalu berada dalam bimbingan Allah SWT, sehingga dia ridha menerima apa pun yang sudah menjadi ketentuan-Nya. Jika ditimpa kesusahan hidup, ia tetap tenang bahkan itu dijadikan sebagai pengingat kelemahan dirinya dan memohon kekuatan dari Rabbnya. Jika dihujani rahmat, ia bersyukur dan tidak menjadi sombong karenanya. Orang yang qana’ah begitu percaya dengan takdir-Nya sehingga apa saja yang terjadi di dunia ini pasti baik menurut pandangan Allah dan pasti banyak hikmah positif yang bisa diambil dari kejadian tersebut.

        Qana’ah adalah pangkal kekayaan sejati. Gelisah adalah kemiskinan yang sebenarnya. Maka tidaklah dapat disamakan antara tenang dan gelisah, kesusahan dan kebahagiaan, kemenangan dan kekalahan, putus asa dan optimis. Keadaan-keadaan yang terpuji itu terletak pada qana’ah dan semua yang tercela itu terletak pada gelisah. Karena qana’ah-lah yang menyebabkan generasi awal umat ini mendapatkan keberhasilan dan kemenangan dalam menyebarkan Islam secara luas. Mereka berkorban dan berjuang di berbagai medan pertempuran, tak takut dan tak gentar ketika menghadapi musuh. Tujuan mereka hanyalah  satu, agar kalimat Allah menjadi yang paling tinggi dari segala-galanya. Oleh sebab itu mereka pandang murah nilai harta benda, rumah, kendaraan bahkan keluarga. Semua itu mereka tinggalkan demi membela dan menjunjung tinggi kalimat Allah SWT.

        Dari penjelasan di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa qana’ah itu adalah menempatkan Allah di atas segala sesuatu. Lantas, apakah ini berarti manusia tidak perlu bekerja? Hidupnya cukup dengan berdekatan dengan Allah saja? Tidaklah begitu yang Islam kehendaki. Justru qana’ah adalah modal penghidupan, prinsip yang harus dipegang teguh oleh seorang muslim dan muslimah. Bukan seperti yang dikatakan oleh sebagian orang bahwa qana’ah itu melemahkan hati, memalaskan pikiran dan mengajak berpangku tangan. Yang benar adalah Islam mengajak pengikutnya untuk sukses dalam hidup, menyuruh umatnya maju dan tampil terdepan dalam perjuangan dengan gagah perkasa serta dibarengi dengan sikap qana’ah dan bersahaja. Maka pertanyaannya adalah, Dapatkah menjadi kaya tanpa usaha? Dapatkah menjadi alim tanpa belajar? Dapatkah mencapai kemuliaan tanpa menempuh jalannya? Begitulah, kapal laut pun tak dapat dilayarkan di daratan!

        Yang diinginkan dari sikap qana’ah adalah untuk menjaga kesederhanaan hidup, agar hati selalu tentram dan tidak tenggelam dalam gelombang dunia yang melalaikan. Orang yang qana’ah tidak hanya berpikir tentang uang dan harta benda saja. Karena ia berkeyakinan bahwa rezeki itu datangnya dari Allah, telah dibagi-bagi secara tepat dan tak mungkin tertukar. Jika banyak harta bendanya, ia tetap pada prinsip untuk selalu bersyukur dan hidup bersahaja. Banyaknya harta itu tidak menjadikan ia lalai beribadah kepada Rabbnya. Jika sedikit harta bendanya, ia tetap terlihat tenang dan merasa cukup dengan yang ada. Tidak ada hasad dan dengki dalam dirinya dari apa yang ada pada tangan orang lain. Dan kekayaan hati ini, hanya dapat kita temui pada teladan orang-orang yang qana’ah. Wallahu a’lam.
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar