الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
الَّذِيْ لاَ يَمُوْتُ وَالْجِنُّ وَاْلإِنْسُ يَمُوْتُوْنَ. (رواه
البخاري)
Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Aku
berlindung dengan Kemuliaan-Mu yang tiada Tuhan selain Engkau, yang tidak akan
mati.
Sedangkan jin dan manusia semuanya akan mati.” (HR.
Bukhari, no. 6835).
Keyakinan bahwa jin itu tidak bisa
mati atau umurnya memanjang sampai hari kiamat adalah keyakinan yang salah atau
tidak benar. Yang mendapatkan dispensasi bahwa hidupnya akan memanjang sampai
hari kiamat hanyalah Iblis, bukan jin secara keseluruhan. Karena Iblis hanya
bagian dari jin.
Allah berfirman, “Dan (ingatlah)
ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin,
maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan
turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah
musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang
yang zalim.” (QS. al-Kahfi: 50).
Dalam ayat tersebut, Allah
menyatakan bahwa Iblis adalah bagian dari jin, “Dia adalah golongan jin”. Iblis
inilah yang durhaka saat diperintahkan Allah untuk sujud kepada Adam. Dan
dialah yang mendapatkan perlakukan khusus dari Allah, yaitu tidak akan mati
sampai hari kiamat kelak.
Karena dalam al-Qur’an itu
disebutkan oleh Allah, “Fainnaka minal Munzhorin” (Sesungguhnya kamu
termasuk yang diberi tangguh). (QS. Shad: 80). Kata ganti (zhamir) yang
dipakai dalam ayat tersebut “Ka”, yang artinya kamu (tunggal). Bukan “Kum”
yang artinya kamu semua (jama’/plural).
Dalil Bahwa Jin bisa Mati Seperti Manusia
Allah telah berfirman, “Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati…” (QS. al-Anbiya’: 35). Di ayat lain, “Semua
yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan.” (Qs. ar-Rahman: 26-27).
Selain ayat dan
hadits di atas yang memberitahukan kepada kita bahwa jin itu bisa mati seperti
manusia, ada beberapa riwayat berikut yang menambah kekuatan dalil di atas.
Sehingga kita akan semakin yakin, bahwa jin memang bisa mati.
Ibnu Abbas berkata,
“Rasulullah pernah berdo’a, ‘Ya Allah, kepada-Mu aku menyerahkan diri,
kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu aku kembali,
kepada-Mu aku mengadu. Ya Allah, aku berlindung dengan Kemuliaan-Mu, agar
Engkau tidak menyesatkanku, tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau.
Engkau Maha Hidup dan tidak mati, sedangkan jin dan manusia semuanya mati.”
(HR. Muslim, no. 4894. Ahmad, no. 2612. Nasa’i, no. 7684. Ibnu Hibban, no.
898).
Dalam hadits riwayat Imam
Muslim diceritakan, ada seorang shahabat yang membunuh jin yang saat itu
menjelma menjadi seekor ular dan berada di dalam rumahnya. Lalu shahabat itu
mati, karena balas dendamnya jin terhadap dirinya. Setelah peristiwa itu
diceritakan ke Rasulullah. Beliau bersabda.
إِنَّ بِالْمَدِيْنَةِ
جِنًّا قَدْ أَسْلَمُوْا. فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهُمْ شَيْئًا، فَآذِنُوْهُ ثَلاَثَةَ
أَيَّامٍ. فَإِنْ بَدَا لَكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ، فَاقْتُلُوْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ
شَيْطَانٌ. (رواه
مسلم وأحمد)
Sesungguhnya di Madinah ini
ada jin-jin yang telah masuk Islam. Maka apabila kalian melihat (penampakan)
sebagian dari mereka, berilah tenggat waktu
selama tiga hari. Tapi jika setelah itu ia muncul lagi, maka bunuhlah.
Karena ia adalah syetan (jin kafir).” (HR. Muslim, no. 4150 dan 4151. Ahmad,
no. 1547).
Dalam riwayat tersebut, dengan
tegas Rasulullah menyuruh kita untuk membunuh jin yang membandel yang
menampakkan diri (berupa ular) di rumah kita. Setelah kita usir dengan cara
biasa selama tiga hari, kok dia tetap membandel alias tidak mau pergi, maka
kita diperintahkan untuk membunuhnya. Karena ia adalah penjelmaan dari jin
kafir atau syetan.
Kalau memang jin itu tidak bisa
mati sampai hari kiamat kelak, niscaya Rasulullah tidak akan menyuruh kita
untuk membunuhnya. Dan sebaliknya, karena jin itu bisa mati seperti manusia,
maka Rasulullah menyuruh kita untuk membunuhnya.
Ibnu ‘Abdil Bar menyebutkan riwayat
dalam kitab Tamhid, sebagaimana Imam al-Hafizh (ahli hadits) al-Haitsami dalam
kitab Musnad al-Harits, bahwa A’isyah (istri Rasulullah) pernah membunuh ular
jelmaan jin yang ada dalam rumahnya. Lalu malamnya ia bermimpi bahwa jin itu
adalah jin muslim, maka Aisyah membayar kafarah (denda) pembunuhan sebanyak
12.000 dirham dan diinfakkan di jalan Allah. (lihat Kitab at-Tamhid: 19/ 268.
Dan Kitab Musnad al-Harits: 1/ 484).
Jadi jangan takut lagi, kalau ada
jin mengganggu atau menampakkan diri di rumah kita. Apalagi menyerah pasrah
atau minta bantuan dukun atau orang pintar, karena itu tindakan yang bisa
menodai iman dan merusak pahala shalat kita. Berlindunglah kepada Allah dari
kejahatannya, usirlah sebisa mungkin selama tiga hari. Dan kalau dia masih
membandel, maka bunuhlah karena ia jin kafir (syetan). Karena jin itu bisa
mati, baik yang muslim maupun yang kafir.
Tips Ringan, Menambah Keimanan dan Kebaikan
Menghapus Dosa Sebanyak Buih di Lautan,
dalam 3 Menit Saja
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ -رَضِي اللَّه عَنْه-
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-
قَالَ: مَنْ قَالَ، سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِيْ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ
كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
Abu Hurairah berkata, "Rasulullah bersabda,
‘Barangsiapa membaca: ‘Subhanallahi wa Bihambdihi’ (Maha Suci Allah dan
segala puji bagi-Nya) 100 kali dalam sehari, maka kesalahannya (dosanya) akan
dihapus, walau jumlahnya seperti buih di lautan.” (HR. Bukhari, no. 5926).
Allahu Akbar…!!! Betapa mudahnya cara
menghapus dosa kita. Hanya dengan membaca: Subhanallahi wa Bihamdihi
sebanyak 100 kali dalam sehari. Kurang lebih, hanya 3 menit saja waktu yang
kita perlukan. Hasilnya, dosa-dosa kita yang bertumpuk akan terhapus dan hilang.
Ringan sekali…!!!
Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk memohon
ampunan kepada Allah. Sisihkan waktu kita 3 menit saja, untuk membaca dzikir
tersebut ikhlas karena-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar