"Dua tahun yang lalu, saya mencoba
membuka sebuah usaha kecil-kecilan dengan modal pinjaman dari beberapa orang
teman. Dari situlah, awal
mula kisah saya ini," tegas seorang Bapak membuka kisahnya. Setahun
pertama, perjalanan bisnisnya belum menunjukkan hasil yang di harapkan. Untuk
menarik perhatian pelanggan, ia berusaha menambah jenis barang yang ditawarkan.
Modal tersebut, lagi-lagi ia dapatkan dari berhutang. Tutup lobang, gali
lobang. Memasuki enam bulan berikutnya, bisnisnya semakin hancur. Dagangan
habis, untungnya tidak kelihatan. Hanya meninggalkan hutang di sana-sini.
"Sejak itu saya merasa bingung bahkan putus asa. Beberapa orang teman
mulai menagih uang mereka dengan cara-cara yang keras. Saya hanya bisa janji
dan janji, tanpa tahu kapan bisa melunasinya. Karena malu tidak bisa membayar
semua hutang, saya pun menutup bisnis itu," urainya panjang. Hari-harinya
dilalui dengan kecemasan datangnya sang penagih hutang.
"Dalam kondisi bingung seperti itu, saya
diajak seorang teman untuk pergi ke seorang dukun yang katanya sakti
mandraguna. la bisa menyelesaikan semua masalah pasiennya. Saya langsung
tertarik," tambahnya semangat. Setelah beberapakali menyambangi sang
dukun, ia dibekali sebuah jimat sakti. Lebih dari itu, ia pun diperintahkan untuk
membakar kemenyan dan membaca mantra-mantra setiap malam Jum'at tiba.
"Enam bulan berjalan, semuanya malah nggak karuan. Hutang makin menumpuk,
ritual tak ada hasilnya. Alhamdulillah Allah SWT masih sayang sama saya, lewat
seorang sahabat karib," tegasnya kemudian. Sahabatnya itu menganjurkan
kepadanya, agar menyerahkan jimat yang diberikan sang dukun kepada Majalah
Al-lman (Ghoib). "Memakai jimat itu dibenci Allah," kata si Bapak
menirukan pesan dari sahabatnya. Yang paling membahagiakannya lagi, jika jimat ini
sudah di musnahkan, maka sahabatnya itu akan membantu masalahnya. "Saya
akan diberi pinjaman olehnya untuk membayar semua hutang saya, dengan bunga
yang cukup lunak. Saya bersyukur, dan berterima kasih kepada Allah atas semua
solusi ini. Oh ya....saya kapok pakai jimat, bikin sengsara aja," tegasnya
menutup pembicaran. Oke deh...begitukan lebih baik!
Bentuk Jimat
Jimat ini berbentuk uang logam, dengan nilai
nomimal seratus rupiah. Jumlahnya ada empat buah. Pada saat diserahkan, jimat
ini dibungkus oleh kain putih yang di dalamnya terdapat kembang tujuh rupa.
"Kesaktian Jimat"
Jimat ini diyakini bisa membuat sipenagih
hutang lupa, sehingga ia tidak ingat lagi akan uang yang telah dipinjamkannya.
Ritual membakar kemenyan dan membaca mantra-mantra adalah cara yang dianggap
jitu, untuk membuat orang lain mudah melupakan uang yang telah dipinjamkannya.
Bongkar Jimat
Lari dari hutang, mendatangi dukun serta
mempercayai jimat adalah rentetan amal yang bertentangan dengan nillai-nilai
yang lurus dari ajaran Islam. Dukun. Lagi-lagi menjadi biang kerok kesesatan
yang berkedok pertolongan. Dengan mempergunakan media jimat dan berbagai ritual
yang ngawur, dukun telah bersekutu dengan syetan untuk mengelabui pasiennya.
Ritual membakar kemenyan dan membaca mantra-mantra, jelas-jelas telah mengotori
aqidah seorang muslim yang hanif. Kali ini korbannya adalah seorang Bapak yang
sedang kebingungan mencari uang untuk membayar semua hutang-hutangnya. Hasilnya
dapat dipastikan nihil. Bohong belaka.
Lebih dari itu, berhutang dalam menjalani
kehidupan ini dapat dikatakan sesuatu hal yang lumrah. Apalagi jika
dipergunakan untuk mengembangkan usaha. Namun, masalah kemudian akan datang
jika kita tidak amanah dengan berusaha membayar hutang tersebut. Dari sinilah
malapetaka berawal. Rasulullah tidak suka jika seorang muslim membiasakan
berhutang. Sebab hutang dalam pandangan seorang muslim yang baik, adalah
merupakan kesusahan di malam hari dan suatu penghinaan di siang hari. Justru
itu Nabi selalu minta perlindungan kepada Allah SWT dari berhutang. Doa Nabi
dalam masalah hutang sebagai berikut: "Ya Tuhanku! Aku berlindung diri
kepadamu dari terlanda hutang dan dalam kekuasaan orang lain." (Riwayat
Abu Daud) Dan beliau bersabda pula: "Aku berlindung diri kepada Allah dari
kekufuran dan hutang. Kemudian ada seorang laki-laki bertanya: Apakah engkau
menyamakan kufur dengan hutang ya Rasulullah ? la menjawab: Ya!" (Riwayat
Nasa'i dan Hakim) Ketika seorang muslim terpaksa harus berhutang, maka ia harus
benar-benar bersungguh-sungguh untuk melunasinya. Tidak akan lari dari masalah.
Hal inilah yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam perjalanan
hidupnya. Pada suatu hari seorang Yahudi datang menemui Rasulullah SAW hendak
menuntut hutangnya. Akan tetapi, cara orang Yahudi itu datang menuntut
hutangnya amatlah kasar. Saat Yahudi itu menghampiri Rasulullah SAW dia
langsung merenggut baju Rasulullah SAW sambil berkata: "Hai keturunan
Abdul Mutalib, engkau memang dari golongan orang yang suka menangguh-nangguhkan
hutang" Sikap kasar serta tutur kata yang tidak sopan dari orang Yahudi
itu sangat menyakitkan hati Umar bin Khattab yang berada bersama-sama dengan
Rasulullah SAW ketika itu. Oleh karena perasaaan marahnya begitu meluap Umar
langsung menarik Yahudi itu.
Rasulullah SAW terkejut dengan sikap Umar yang
tidak dapat menahan amarahnya. Walaupun air muka Rasulullah SAW terbayang
kemarahaannya tetapi beliau dapat menahan perasaan itu. Lalu beliau berkata
kepada Umar: "Wahai Umar, saya dan dia, mempunyai urusan yang penting. Biarlah
kami berdua yang menyelesaikannya dan janganlah kau mencampurinya. Lebih baik
engkau menyuruh saya membayar hutang itu dengan baik dan menyuruh dia menuntut
hutang dengan baik juga. Sebenarnya saya masih ada tempo tiga hari lagi untuk
membayar hutang tersebut". Maka beliau menyuruh Umar membayar hutangnya
dengan memberi dua puluh gentong gandum kepada Yahudi itu sebagai balasan
karena Umar telah berlaku kasar terhadap si Yahudi.
Ketika si Yahudi melihat kejadian itu tiba-tiba
ia berkata : "Wahai Umar, semuanya ini merupakan tanda-tanda kenabian.
Saya telah dapat melihat tanda-tanda tersebut terbayang di raut wajah nabi
ketika saya memperhatikan wajahnya. Sebenarnya saya ingin mengetahui apakah
benar dia seorang nabi. Karena itulah saya uji dia untuk mengetahui apakah dia
seorang yang tinggi akhlaknya dan pemaaf. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang
patut disembah melainkan Allah SWT dan bahwasanya Muhammad itu adalah utusan
Allah." Begitu besarnya pengaruh sifat amanah dan sabar Rasulullah SAW
hingga menyebabkan Yahudi yang mengasari beliau terbuka hatinya untuk memeluk
agama Islam. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan kepada Bapak ini, yang telah
berusaha membersihkan aqidahnya dari kemusyrikan. Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar