Katanya, gunting atau peniti yang dibawa oleh ibu hamil, dan
gunting yang diletakkan di bawah alas tidur bayi, bisa menjaga seorang ibu dan
janinnya atau bayi yang baru lahir dari gangguan syetan. Menurut mereka yang
mempercayai hal itu, katanya; karena syetan takut kepada gunting, peniti,
atau benda-benda tajam. Realita sebagian masyarakat, biasanya ibu muda yang
baru hamil atau yang sedang menyusui anak dianjurkan oleh orang-orang tua untuk
membawa gunting ketika keluar rumah atau ketika buang hajat.
Kepercayaan seperti itu telah menjadi tradisi turun temurun di
sebagian masyarakat kita. Baik di pedesaan maupun di perkotaan. Bahkan di
beberapa tempat, hal itu masih lazim terjadi sampai saat ini.
Lalu timbul pertanyaan. Mengapa harus gunting? Bisakah posisinya digantikan
oleh benda tajam lainnya seperti pisau, golok, clurit atau bahkan senjata api?
Diantara mereka ada yang mengatakan, bahwa karena gunting mudah
dibawa, digembol (dimasukkan) ke dalam baju. Sedang pedang atau clurit
itu kebesaran.
Bagi kalangan muslim, kepercayaan seperti itu tentu tidak benar.
Apalagi, bila kepercayaan itu bersumber atas dasar “Katanya”.
Dalam pandangan syari’at Islam, sekali lagi, ini masuk ke dalam
permasalahan syirik. Karena telah meyakini suatu benda bisa mendatangkan
manfaat atau madharat dalam hal apa-apa yang hanya bisa dilakukan oleh Allah.
Sementara bila alasannya adalah untuk melestarikan apa yang telah
diajarkan para pendahulu kita, maka sebagai muslim, parameter yang harus
dipakai adalah kitab Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Artinya, bila sesuatu itu
dibenarkan oleh keduanya, maka kita ikuti. Bila tidak, harus ditinggalkan.
Apalagi sampai ke tingkat kemusyrikan.
Selain itu, membawa gunting atau peniti bagi ibu hamil atau ibu
yang sedang menyusui justru bisa berbahaya bagi sang ibu, atau bagi sang bayi
itu sendiri. Alih-alih mau selamat, bisa-bisa justru sebaliknya. Sebab, seorang
ibu hamil tentu mengalami kepayahan, demikian juga ibu yang menyususi. Dalam
kondisi itu sangat berbahaya kalau tiba-tiba gunting yang dibawanya justru
melukai dirinya sendiri. Demikian juga peniti yang ia bawa. Akhirnya, secara
duniawi celaka, secara agama bisa terjebak ke dalam kemusyrikan.
Maka tetap waspadalah dengan segala susuatu yang sumbernya hanya
“katanya”. Kalau memang perlu membawa gunting untuk dipakai kebutuhan tertentu,
sah-sah saja. Tetapi jangan sampai ada keyakinan kemusyrikan dibaliknya.
Justru, syetan semakin senang melihat manusia yang menggantungkan keselamtannya
kepada gunting, dan ia bukannya malah takut kepada gunting itu.
Tegakah seorang ibu menodai diri sendiri dan belahan hatinya, yang
masih di perut maupun yang sudah lahir dengan amal-amal yang musyrik?
Rasulullah pernah mengingatkan, “Barangsiapa menggantungkan keselamatanya
kepada sesuatu, maka Allah akan menyerahkan dirinya kepada apa yang ia
bergantung kepadanya itu.”
Waspadalah …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar