Pertengahan Oktober 2006, redaksi Majalah Ghoib
menerima sebuah surat kilat khusus yang dikirimkan oleh seorang Gadis asal Jawa
Timur. Dalam lima lembar kertas surat bermotif bunga, ia menceritakan kisahnya
saat ia sering pergi ke orang pintar untuk dipasangi susuk beberapa tahun yang
lalu. Hal tersebut dilakukannya, untuk mendapatkan cinta beberapa orang pria
yang telah menarik hatinya. “Akhirnya aku sadar, bahwa susuk-susuk yang kupakai
tidak bermanfaat sama sekali. Hingga aku diantar seorang teman mengajar ke
seorang kiai untuk melepas dan membuang aneka macam susuk yang aku pakai.
Akhirnya aku pasrah dengan keadaanku, dengan apa yang Allah berikan kepadaku,”
tulis gadis itu di akhir ceritanya.
Kisahnya berawal ketika gadis ini berusia 17
tahun. Sweet seventeen, istilahnya. Saat itu ia merasakan getaran cinta
yang begitu mendalam kepada seorang pria. Perasaan ingin mencintai dan dicintai
muncul, seiring dengan usianya yang menginjak aqiI baligh. Tak
tanggung-tanggung, pria yang disukai gadis ini adalah guru fisikanya di SMA.
Hatinya semakin gundah. Perasaan itu tumbuh hingga menjelang lulus SMA. Cinta
tak bisa dipendam. la kemudian meminta bantuan kepada saudara ibunya, agar
cintanya dapat bersambut. Tidak bertepuk sebelah tangan. Oleh saudara ibunya
itu ia dibekali jimat, yang katanya dapat mem buat orang yang dicintainya
mengejar-ngejar menyambut cintanya. Setelah tak tahan menanti, pria itu tak
kunjung datang juga.
Pertemuan kedua kalinya dengan orang pintar
itu, sang gadis dipasangi susuk emas dan berlian. Tujuannya agar si dia
terpikat oleh pancaran wajahnya dan segera melamarnya. Masa penantian itu, tak
kunjung terwujud. Si lelaki tetap cuek. Cinta sang gadis lambat laun, padam.
Beberapa kali, gadis ini berternu dengan pria
yang dapat menarik hatinya. Beberapa kali pula, kegagalan dan kegagalan selalu
terulang. Tak ada satu pun, pria yang kemudian menjadi suaminya. Padahal
berbagai macam susuk telah menempel pada tubuhnya. Semua jimat dan susuk yang
pernah bersarang di tubuhnya, sama sekali tak memberikan pengaruh sedikitpun.
Hanya kekecewaan yang selalu di dapatkannya. Pertengahan Oktober lalu, ia
memutuskan untuk menulis kisahnya dan mengirimkan beberapa buah jimat yang
pernah dimilikinyra. Ia ingin hidupnya ada pada keridhoan Allah semata.
Bentuk Jimat
Jimat ini berbentuk minyak berwarna
kuning yang ditaruh di dalam sebuah botol kecil berukuran 5 ml. Di dalam botol
tersebut, terdapat sebuah kertas kecil bertuliskan rajah-rajah berwarna merah.
Tulisan rajah-rajah tersebut berbentuk sebuah lingkaran, yang di dalamnya
terdapat tuIisan Arab yang sudah tidak dapat lagi terbaca. Hanya sebuah
tulisan, Shollu ‘alan Nabiy yang masih dapat terbaca karena tertulis di
pinggiran kertas.
Kesaktian Jimat
Untuk memelet orang yang kita sukai
(pengasihan). Ritualnya: Minyak ini dioleskan pada foto si dia (orang yang akan
kita pelet), setiap akan tidur sambil menyebut namanya tiga kali. Kemudian
dicium, lalu ditaruh dibawahbantal.
Bongkar JImat
Cinta. Ia adalah anugerah Allah kepada setiap
insane. “Manusia dihiasi oleh rasa cinta kepada waanita, anak-anak dan
sebagainya.” (QS. Ali-Imran:14). Dengan cinta kehidupan akan terasa damai.
Cinta pulalah yang menjadi salah satu tanda kebesaran Allah bagi umat manusia. “Dan
diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS.
Ar-Rum: 21)
Anugerah cinta itu, seyogianya ditempatkan
sesuai proporsinya. Bahwa cinta kepada Allah harus melebihi diatas cinta kepada
siapapun dan apapun. “Dan cinta di atas cinta tentunya hanya untuk Allah,
Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya.” (QS. At-Taubah: 24). Itulah bentuk cinta
yang hakiki.
Berusaha mendapatkan cinta orang lain dengan
jalan pergi ke orang pintar, bukanlah solusi. Namun, hal ini seringkali
ditempuh oleh mereka yang mengaku msulimah. Memang, harus ada ikhtiar untuk
mendapatkan cinta seseorang. Tetapi bukan dengan cara menymipan jimat dan
menggunakan susuk. Kita harus yakin kepada Allah, dengan terus berharap dan
berdoa kepada-Nya. Normatif memang. Tetapi, kesabaran kita dalam berdoa dan
beruasaha, lebih Allah cintai daripada minta tolong kepada orang pintar,
apalagi sampai memasang susuk di dalam tubuh. lstilah susuk memang tergolong
baru. Tapi, bila dilihat dari cara kerjanya, sesungguhnya susuk bukanlah baru.
la barang lama yang diperbaharui cara dan wahananya. Kisah Nabi Musa menjadi
cermin sejarah. “Maka tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada
Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka.” (QS. Thaha: 66).
Bila dulu, tali-tali tukang sihir Nampak seperti ular, tapisihir ilusi kini
semakin beragam. Termasuk susuk yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Hanya
bualan orang pintarsaja. Dan itu memang telah terbukti, seperti yang dialami
oleh gadis ini.
Menanti seseorang yang akan datang melamar dan
menjadikan serius di kalangan wanita muslimah. Dan telah menjadi dilema.
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, kita harus selalu berusaha menjaga
harga diri kita dengan bekal pakaian taqwa. Sebab, jika pakaian taqwa ini telah
tersingkap. Maka rasa malu akan semakin pudar. Padahal Allah telah
memperingatkan kita, agar senantiasa mengingat pakaian taqwa ini. “Dan
pakaian taqwa itulah yang paling baik, yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. al-Araf : 26).
Apa yang telah dilakukan gadis ini, dengan
menyerahkan jimat yang telah lama disimpannya adalah bentuk ketaqwaannya kepada
Allah. Semoga Allah memberikan pendamping yang shalih kepada gadis ini.
Sebagai temannya dalam mengarungi kehidupan, guna memperoleh ketenangan
dunia-akhirat. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar