Pengobatan dengan menggunakan garam sebagai bagian dari obat telah lama dipraktikkan saudara kita yang ada di negeri Jiran, Malaysia.
Yaitu dengan cara merendam kaki orang yang mengalami gangguan sakit ke
dalam air dingin yang dilarutkan garam di dalamnya. Pengobatan ini
ternyata mendapat respon yang sangat positif oleh masyarakat yang
tinggal di negeri menara kembar, Petronas.
Di
antara therapis yang menggeluti pengobatan rendam garam ini adalah
Ustadz Ikhwanul Mujahidin, Lc. Seorang ustadz yang telah merintis
praktik ruqyah syar’iyyah cabang Palembang.
Semenjak dia berkenalan denan metode pengobatan rendam garam yang telah
berkembang di negeri jiran, dia langsung tertarik untuk memadukannya
dengan pengobatan ruqyah syar’iyyah yang telah digelutinya. Dan subhanalloh, luar biasa. Dengan izin Allah, telah banyak orang yang mengalami kesembuhan dari penyakit yang selama ini mereka derita.
Fenomena
itu mengingatkan sang ustadz akan firman Allah, “Orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring,
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
(QS. Ali Imran: 191).
Drs. Wijaya MSi, asal Palembang.
“Keluhan yang selama ini saya rasakan akibat kecelakaan yang pernah
menimpa diri saya. Kecelakaan itu menyebabkan tulang kaki saya patah,
jari-jarinya nyaris tidak bisa digerakkan sama sekali.” Itulah tutur
seorang sosiolog yang aktif ngajar di beberapa universitas di Palembang.
Di negara Malaysia ia bertemu dengan Ustadz Ikhwanul Mujahahidin. Lalu diperkenalkan kepadanya terapi rendam garam Himalaya
kemasan Auralife Word Wide. Mulanya sang dosen ragu akan khasiat garam
terhadap keluahan sakitnya. Tetapi setelah mencoba sekali rendam, ia
merasakan suatu ‘keajaiban’. Sehabis terapi itu, ia diajak Ustadz
Ikhwanul Mujahidin jalan-jalan ke KLCC naik Komuter (Kereta Api
Listrik), dan menaiki tangga sera menuruninya. Anehnya, ia tidak lagi
merasakan kesakitan di kakinya atau nyeri sebagaimana yang selama ini ia
rasakan.
Bahkan
setelah ia menjalani dua sampai tiga kali terapi rendam kaki dengan
ramuan garam pegunungan ini, jari-jari kakinya bisa digerakkan kembali,
ia merasa kesehatan kakinya pulih seperti sedia kala alias normal
kembali, subhanalloh wal hamdulillah.
Lain
lagi dengan kesaksian yang disampaikan oleh seorang wanita asal OKU,
Sumatera Selatan. Ia pernah menderita sakit yang sangat memilukan
sekaligus membingungkan. Ia mengaku pernah terkena gangguan jin yang
disebut dengan santet atau teluh. Sakit yang luar biasa biasanya ia
mulai rasakan saat menjelang waktu Maghrib tiba. Ia merasa sakit yang
sangat pilu di sekujur tubuhnya. Bahkan terkadang ia melihat dengan
jelas bahwa di tangannya ada sayatansayatan pisau dan mengluarkan aliran
darah segar yang cukup banyak.
Untuk
mencari kesembuhan dari sakitnya itu, ia telah berobat secara medis dan
mistis. Namun apa yang ia lakukan malah membuat bingung. Karena
berbagai macam pengobatan yang ia jalani belum juga menghasilkan
perubahan ke arah yang lebih baik. Sudah banyak dana yang terkuras, dan
banyak tenaga yang terperas.
“Akhirnya,
pada suatu hari saya diajak oleh saudara berkunjung ke rumah Ustadz
Ikhwan, Lc. untuk menjalani terapi ruqyah syar’iyyah. Saat terapi
dimulai, ustadz mempersilahkan saya untuk duduk dikursi, dan kaki saya
disuruh memasukkan ke baskom besar yang berisi air yang bercampur es
batu dan garam.
Begitu
kaki saya telah terendam, air yang sangat dingin mulai kurasakan. Lalu
saya mendengar ustadz mulai membaca beberapa ayat al-Qur’an (ayat-ayat
ruqyah). Tak selang berapa lamu saya merasakan sakit yang sangat di
bagian kaki, dan saya pun berteriak-teriak secara spontan dan tak
terkendalikan. Kemudian perut saya terasa mual-mual, lalu muntah-muntah.
Setelah itu, badan saya terasa ringan, kepala jadi enteng dan pikiran
jadi tenang. Subhanalloh wal hamdulullah.”
“Setelah
menjalani terapi ruqyah syar’iyyah yang dipadu dengan rendam ramuan
garam saya merasa 100 % menjadi diri saya kembali. Alhamdulillah, tak
henti-hentinya saya bersyukur kepada Allah yang telah memberi saya
kesembuhan dari penyakit yang selama ini saya rasakan. Saya juga
mengucapkan ribuan terima kasih kepada ustadz Ikhwan yang telah sudi
menerapi dan mengobati diri saya. Semoga Allah selalu melindungi saya
dari gangguan jin (santet), agar tidak lagi merasakan sakit yang membuat
saya sekeluarga bingung harus bagaimana.”
Kesaksian berikutnya berasal dari Tuan Abdul Aziz Satar asal Malaysia.
Kakek yang sudah berumur 80 tahun ini mengalami keluhan sebagaimana
lazimnya manusia lanjut usia (manula) pada umumnya. Badan mulai lemah
dan gampang capek. Tidak mampu lagi berjalan agak jauh. Tidak sanggup
lagi bila harus sering naik-turun tangga. Sebentar saja duduk bersia,
kakinya akan terasa sulit digerakkan.
Mulanya ia mengetahui terapi rendam garam kristal pegunungan Himalaya ini dari salah satu stasiun TV yang ada di Malaysia.
Setelah menyimak dan memperhatikan tayangan tersebut, ia tertarik untuk
mencoba terapi rendam kaki dengan ramuan garam ala Auralife Word Wide.
Lalu suatu hati ia mendatangi tempat praktik pengobatan tersebut dan
mencobanya.
“Subhanalloh,
luar biasa. Saya merasakan perubahan yang cukup signifikan dalam diri
saya. Setelah menjalani terpi pertama, saya merasa tubuh saya jadi
ringan, tenaga saya seakan muda lagi. Sekaran saya bisa berjalan
keliling komplek rumah sampai jauh. Saya juga kuat kembali untuk
naik-turun tangga. Memang saya sudah mendengar khasiat aram
bagi tubuh dari nenek saya. Tapi saya tidak mengira kalau hasilnya
sedahsyat ini. Mungkin karena rendaman garam di sini telah dipadukan
dengan ruqyah syar’iyyah yang berisi do’a-do’a kesembuhan, sehingga
hasilnya luar biasa. Alhamdulillah, Allah telah memulihkan tenaa saya
kembali.” Begitulah penuturan Tuan Aziz Satar sebagaimana yang telah
diabadikan dalam bentuk VCD.
Testimoni
selanjutnya disampaikan oleh Bapak Ami, seorang pegawai Pertamina di
Indramayu Jawa Barat. “Saya sudah lama mempunyai keluhan di bagian
belakang tubuh saya, tepatnya di daerah punggung. Setelah menjalani
pemeriksaan di beberapa rumah sakit, beberapa dokter menyarankan saya
untuk menjalani operasi tulang belakang, karena saya divonis telah
mengalami penyempitan tulang belakang.
Sampai suatu hari, kakak saya yang tinggal di Palembang menyarankan saya untuk datang ke rumahnya dan menjalani terapi rendam ramuan garam pegunungan, yaitu garam gunung Himalaya.
Sesampai di tempat praktik pengobatan tersebut, saya diperiksa dengan
metode Iridiologi, lalu dilakukan terapi Chiropraksi. Dan selanjutnya
dilakukan terapi ruqyah syar’iyyah.
Terapi yang terakhir yang harus saya jalani adalah rendaman kaki dengan ramuan garam gunung Himalaya selama 30 menit. Subhanalloh,
setelah menjalani rangkaian terapi terpadu itu, saya menalami banyak
perubahan. Drastis dan fantastis. Tangan saya yang tadinya susah untuk
digerakkan, menjadi ringan dan bisa digerakkan. Dan saya badan juga jadi
agak kebal dengan angin, padahal sebelumnya saya gampang menderita
masuk angin.
Alhamdulillah,
bagian belakang saya sudah terasa normal dan sehat kembali. Akhirnya,
sampai sekarang saya rajin mensosialisasikan terapi yang pernah saya
jalani itu ke teman-teman kerja.” Itulah akhir cerita pengalaman dari
Bapak Ami tentang terapi rendam garam Himalaya yang dipadu dengan ruqyah syar’iyyah.
Dan
masih banyak lagi orangorang yang telah merasakan kebesaran Allah
melalui rangkaian ayat-ayat al-Qur’an dan sumber daya alam yang telah
Dia ciptakan dan Dia sediakan untuk kepentingan manusia. Semoga beberapa
hasil testimoni di atas bisa menambah pengetahuan kita dan menjadi
pencerah pikiran kita agar mau kembali kepada konsep Ilahi dan yang
Alami dalam mencari kesembuhan. Karena metode itu terbukti paling aman.
Aman, karena tidak mengandung kesyirikan yang bisa merusak aqidah Islam
yang terpatri dalam diri kita. Aman karena tidak menimbulkan efek
samping atau dampak buruk yang berbahaya bagi eksistensi tubuh kita yang
merupakan amnah Allah untuk kita jaga dan kita syukuri.
Semoga
informasi ini bermanfaat. Dan bagi yan memerlukan, silakan membuktikan
sendiri. Semoga Allah senantiasa bersama kita untuk menghadapi berbagai
macam cobaan dan ujian di dunia ini, dan semoga pertolongan-Nya selalu
menghampiri kita sekeluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar