“Baru saja saya mengalami stres,” ungkap
seorang gadis berumur 33 tahun kepada Majalah Ghoib saat dihubungi melalui
saluran telepon. Umur saya sudah kepala tiga, tetapi sampai hari ini belum
mendapatkan jodoh yang cocok. Stres semakin bertambah berat, saat dilangkah
oleh adik laki-laki saya yang menikah lebih dulu. Lebih kecewa lagi, karena
keluarga memberitahukan berita pernikahannya sebulan sebelum hari ‘H’. Karena
kekecewaan yang semakin mendalam, saya tidak menghadiri resepsi pernikahannya.
Hati saya memberontak, kenapa bukan saya duluan yang menikah?
Alhamdulillah, saya mengetahui tempat ruqyah
Majalah Ghoib dari seorang teman sekantor. Pertengahan Oktober lalu, saya pun
memutuskan untuk di ruqyah dan menyerahkan mick up yang telah dijadikan jimat
oleh ‘orang-orang pinter’ yang pernah saya datangi.
Sebelum adik saya menikah, tepatnya 3 tahun
yang lalu. Pernah ada kejadian yang aneh di rumah saya. Ketika sedang
rnembetulkan plapon (langit-langit) rumah, beberapa kali, Pak Tukang menemukan
sebuah benda yang dibungkus dengan kain putih bersih. Karena tidak terlalu
percaya sama hal yang mistik, benda tersebut kami buang begitu saja. Saat
temuan yang ketiga kalinya, keluarga memutuskan, untuk menanyakan nya kepada
beberapa ‘orang pinter’. Katanya, ada yang dengki dengan keluarga saya. Tujuan
mereka untuk mneghancurkan saudara laki-laki dan Ayah saya. Akan tetapi karena
mereka kuat, akhirnya saya yang kena. Akibatnya sampai sekarang saya telat
nikah.
Mulai saat itulah, saya mulai akrab dengan yang
namanya dukun. Sebenarnya saya tidak percaya sama mereka. Tetapi karena
terpengaruh orang, akhirnya saya jalani hari demi hari yang penuh omong kosong
itu. Beberapa orang dukun akhirnya saya jambangi. Sebut saja perempuan di
daerah Jakarta. Ia menyatakan, pantas saja saya susah dapat jodoh. Karena ketika
orang melihat saya, yang tampak adalah wajah seekor monyet. la pun kemudian
menyuruh saya mandi air kembang bahkan mick up saya juga tak luput dari
mantera-manteranya.
Saya juga pernah diajak ke daerah Puncak
menemui ‘orang pinter’. Saya dimandikan air kembang olehnya tepat jam l2 malam,
dengan mengunakan kain putih saja. Akan tetapi, semua usaha tersebut nihil
walaupun saya kembali berusaha ke tempat-tempat lainnya. Mungkin karena merasa
kasihan, Pak Tukang yang bekerja di rumah, memberikan sesuatu kepada saya.
Benda-benda ini, menurutnya di dapatkan dari seseorang dari daerah Jawa untuk
membantu saya. Benda-benda tersebutlah yang akhirnya saya kirimkan kepada
Majalah Ghoib untuk dimusnahkan. Saya tetap berharap semoga mendapatkan jodoh
yang dapat menjadi lmam sekaligus menuntun saya selama hidup di dunia. Sesekali
terbersit sebuah pertanyaan yang saya tujukan kepada Allah SWT. mengapa saya
sulit untuk menikah?
Bentuk Jimat
Jimat yang dikirimkannya adalah dua buah alat
kecantikan wanita berupa: Lipstik (pemerah bibir) dan Bedak merk yang sering
dipakai wanita pada umumnya. Lipstick yang berwarna merah jambu tersebut, saat
dikirimkan masih
setengah bagian pemerahnya. Sementara bedaknya, Nampak baru dipakai beberapa
kali saja. Bedak tersebut berbnetuk sebuah lingkaran dengan diameter 3,5 cm
yang dilengkapi dengan kaca untuk bersolek.
‘Kesaktian Jimat’
Alat-alat kecantikan yang telah diberi
mantera-mantera ini diyakini bisa memancarkan ‘Aura’ sipemakainya. Dengan
pancaran aura tersebut, sipemakainya akan menarik perhatian orang yang
memandangnya. Sebenarnya masih banyak mick up yang telah dibacakan, tetapi
belum dikirimkannya kepada Majalah Ghoib. Ia merasa keberatan kalau harus
menyerahkan semua mick up miliknya karena harganya yang cukup mahal. Atas saran
seorang ustadz di kantor Majalah Ghoib. Mick up yang belum sempat
diserahkannya, agar jangan lagi dipercaya kekuatannya dan dibacakan ta’awudz
setiap kali akan dipakai.
Bongkar Jimat
Harap-harap cemas, begitulah suasana hati
seorang muslimah yang ‘sudah berumur’ dalam menanti jodoh yang tak kunjung
tiba. Hal tersebut diperparah lagi dengan cepatnya jodoh yang dating kepada
adik kandung sendiri yang usianya jauh lebih muda. Kalau sudah begini, suasana
hati akan remuk redam jika tak memiliki imunitas diri terhadap ujian yang
datang. Mendatangi dukun untuk mencoba berikhtiar terkadang menjadi pilihan
yang bisa ditawar-tawar karena merasa kepepet. Walaupun akhirnya harus
terjerembab pada lembah kemusyrikan yang menjadi gendering syetan untuk
menyesatkan manusia.
Alat kecantikan wanita yang sebenarnya tidak
memiliki kekuatan apa-apa, telah disulap oleh para dukun menjadi jimat, untuk
dipakai sebagai perantara pemancar aura. Hasilnya, jodoh tetap saja tak kunjung
tiba. Sementara uang sudah habis terkuras. Memang pintar para dukun meraup uang
dari orang yang sedang kesulitan.
Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa ditempuh
oleh wanita dalam menemukan pasangan hidupnya dan Islam membolehkannya.
Pertama, seorang muslimah diperkenankan
menawarkan dirinya sendiri secara langsung pada pria muslim yang menurutnya
baik bagi diri dan agamanya. Dalam hal ini, muslimah tersebut sudah tahu dan
kenal dengan pria muslim tersebut kemudian mendatangi si pria dan meminta
kesediaan si pria untuk menerimanya sebagai istrinya. Yang perlu diperhatikan
dalam cara ini adalah, persiapan mental atas segala kemungkinan jawaban yang
akan diterimanya (diterima atau ditolak) dan perhitungkan dahulu bagaimana
sebenarnya kecendrungan yang dimiliki oleh si pria tersebut jika tawaran
tersebut diajukan (coba jajaki sebenarnya si pria ini suka juga nggak sih sama
kita; atau si pria ini siap nggak nerima kita sebagai istrinya).
Kedua, seorang muslimah bisa menawarkan dirinya
sendiri pada pria muslim yang menurutnya baik bagi diri dan agamanya tetapi tidak
secara langsung, melainkan lewat perantara yang dikenal kedua belah pihak. Cara
ini yang biasa dipakai oleh banyak orang karena cenderung lebih aman. Biasanya
dikenal dengan sitilah lewat ‘Comblang’. Biasanya si Comblang ini lebih
mengetahui kondisi kedua belah pihak, tahu kemungkinan ‘jadi’ atau ‘tidaknya’.
Juga tahu bagaimana mengarahkan keduanya agar yang semula ’masih setengah ragu’
menjadi ‘tak ragu lagi’.
Ketiga, seorang muslimah bisa menawarkan
dirinya sendiri pada pria muslim yang menurutnya baik bagi diri dan agamanya
juga lewat perantara, hanya saja sang perantara ini hanya salah satu pihak saja
yang mengenalnya. Mungkin guru masjlis taklim si muslimah, rekan kerja, atau
sahabatnya, atau orang tuanya.
Dan yang terakhir, seorang muslimah bisa juga
menawarkan dirinya sendiri pada pria yang diharapkan baik bagi diri dan
agamanya lewat lembaga lain sebagai perantara. Misalnya lewat biro jodoh.
Tentunya semua hal tersebut dilakukan untuk berikhtiar dengan tetap
mengindahkan aturan Islam (tidak dengan berpacaran).
Jangan menjadi beban berat, bila sampai usia
kepala tiga belum menikah juga. Tawakkal dan bersabarlah. Semua tentu sudah ada
dalam rencana Allah SWT. yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi setiap
hamba-Nya. Senantiasa berusaha, berdo’a dan tetap komitmen untuk tetap dalam
keridhoan Allah.
Sumber : Majalah Ghoib Edisi 55/3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar