Senin, 30 September 2013

Lipstik ‘Bermantera’ Pemancar Aura



“Baru saja saya mengalami stres,” ungkap seorang gadis berumur 33 tahun kepada Majalah Ghoib saat dihubungi melalui saluran telepon. Umur saya sudah kepala tiga, tetapi sampai hari ini belum mendapatkan jodoh yang cocok. Stres semakin bertambah berat, saat dilangkah oleh adik laki-laki saya yang menikah lebih dulu. Lebih kecewa lagi, karena keluarga memberitahukan berita pernikahannya sebulan sebelum hari ‘H’. Karena kekecewaan yang semakin mendalam, saya tidak menghadiri resepsi pernikahannya. Hati saya memberontak, kenapa bukan saya duluan yang menikah?
Alhamdulillah, saya mengetahui tempat ruqyah Majalah Ghoib dari seorang teman sekantor. Pertengahan Oktober lalu, saya pun memutuskan untuk di ruqyah dan menyerahkan mick up yang telah dijadikan jimat oleh ‘orang-orang pinter’ yang pernah saya datangi.
Sebelum adik saya menikah, tepatnya 3 tahun yang lalu. Pernah ada kejadian yang aneh di rumah saya. Ketika sedang rnembetulkan plapon (langit-langit) rumah, beberapa kali, Pak Tukang menemukan sebuah benda yang dibungkus dengan kain putih bersih. Karena tidak terlalu percaya sama hal yang mistik, benda tersebut kami buang begitu saja. Saat temuan yang ketiga kalinya, keluarga memutuskan, untuk menanyakan nya kepada beberapa ‘orang pinter’. Katanya, ada yang dengki dengan keluarga saya. Tujuan mereka untuk mneghancurkan saudara laki-laki dan Ayah saya. Akan tetapi karena mereka kuat, akhirnya saya yang kena. Akibatnya sampai sekarang saya telat nikah.
Mulai saat itulah, saya mulai akrab dengan yang namanya dukun. Sebenarnya saya tidak percaya sama mereka. Tetapi karena terpengaruh orang, akhirnya saya jalani hari demi hari yang penuh omong kosong itu. Beberapa orang dukun akhirnya saya jambangi. Sebut saja perempuan di daerah Jakarta. Ia menyatakan, pantas saja saya susah dapat jodoh. Karena ketika orang melihat saya, yang tampak adalah wajah seekor monyet. la pun kemudian menyuruh saya mandi air kembang bahkan mick up saya juga tak luput dari mantera-manteranya.

Saya juga pernah diajak ke daerah Puncak menemui ‘orang pinter’. Saya dimandikan air kembang olehnya tepat jam l2 malam, dengan mengunakan kain putih saja. Akan tetapi, semua usaha tersebut nihil walaupun saya kembali berusaha ke tempat-tempat lainnya. Mungkin karena merasa kasihan, Pak Tukang yang bekerja di rumah, memberikan sesuatu kepada saya. Benda-benda ini, menurutnya di dapatkan dari seseorang dari daerah Jawa untuk membantu saya. Benda-benda tersebutlah yang akhirnya saya kirimkan kepada Majalah Ghoib untuk dimusnahkan. Saya tetap berharap semoga mendapatkan jodoh yang dapat menjadi lmam sekaligus menuntun saya selama hidup di dunia. Sesekali terbersit sebuah pertanyaan yang saya tujukan kepada Allah SWT. mengapa saya sulit untuk menikah?
Bentuk Jimat
Jimat yang dikirimkannya adalah dua buah alat kecantikan wanita berupa: Lipstik (pemerah bibir) dan Bedak merk yang sering dipakai wanita pada umumnya. Lipstick yang berwarna merah jambu tersebut, saat dikirimkan masih setengah bagian pemerahnya. Sementara bedaknya, Nampak baru dipakai beberapa kali saja. Bedak tersebut berbnetuk sebuah lingkaran dengan diameter 3,5 cm yang dilengkapi dengan kaca untuk bersolek.
‘Kesaktian Jimat’
Alat-alat kecantikan yang telah diberi mantera-mantera ini diyakini bisa memancarkan ‘Aura’ sipemakainya. Dengan pancaran aura tersebut, sipemakainya akan menarik perhatian orang yang memandangnya. Sebenarnya masih banyak mick up yang telah dibacakan, tetapi belum dikirimkannya kepada Majalah Ghoib. Ia merasa keberatan kalau harus menyerahkan semua mick up miliknya karena harganya yang cukup mahal. Atas saran seorang ustadz di kantor Majalah Ghoib. Mick up yang belum sempat diserahkannya, agar jangan lagi dipercaya kekuatannya dan dibacakan ta’awudz setiap kali akan dipakai.
Bongkar Jimat
Harap-harap cemas, begitulah suasana hati seorang muslimah yang ‘sudah berumur’ dalam menanti jodoh yang tak kunjung tiba. Hal tersebut diperparah lagi dengan cepatnya jodoh yang dating kepada adik kandung sendiri yang usianya jauh lebih muda. Kalau sudah begini, suasana hati akan remuk redam jika tak memiliki imunitas diri terhadap ujian yang datang. Mendatangi dukun untuk mencoba berikhtiar terkadang menjadi pilihan yang bisa ditawar-tawar karena merasa kepepet. Walaupun akhirnya harus terjerembab pada lembah kemusyrikan yang menjadi gendering syetan untuk menyesatkan manusia.
Alat kecantikan wanita yang sebenarnya tidak memiliki kekuatan apa-apa, telah disulap oleh para dukun menjadi jimat, untuk dipakai sebagai perantara pemancar aura. Hasilnya, jodoh tetap saja tak kunjung tiba. Sementara uang sudah habis terkuras. Memang pintar para dukun meraup uang dari orang yang sedang kesulitan.
Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa ditempuh oleh wanita dalam menemukan pasangan hidupnya dan Islam membolehkannya.
Pertama, seorang muslimah diperkenankan menawarkan dirinya sendiri secara langsung pada pria muslim yang menurutnya baik bagi diri dan agamanya. Dalam hal ini, muslimah tersebut sudah tahu dan kenal dengan pria muslim tersebut kemudian mendatangi si pria dan meminta kesediaan si pria untuk menerimanya sebagai istrinya. Yang perlu diperhatikan dalam cara ini adalah, persiapan mental atas segala kemungkinan jawaban yang akan diterimanya (diterima atau ditolak) dan perhitungkan dahulu bagaimana sebenarnya kecendrungan yang dimiliki oleh si pria tersebut jika tawaran tersebut diajukan (coba jajaki sebenarnya si pria ini suka juga nggak sih sama kita; atau si pria ini siap nggak nerima kita sebagai istrinya).
Kedua, seorang muslimah bisa menawarkan dirinya sendiri pada pria muslim yang menurutnya baik bagi diri dan agamanya tetapi tidak secara langsung, melainkan lewat perantara yang dikenal kedua belah pihak. Cara ini yang biasa dipakai oleh banyak orang karena cenderung lebih aman. Biasanya dikenal dengan sitilah lewat ‘Comblang’. Biasanya si Comblang ini lebih mengetahui kondisi kedua belah pihak, tahu kemungkinan ‘jadi’ atau ‘tidaknya’. Juga tahu bagaimana mengarahkan keduanya agar yang semula ’masih setengah ragu’ menjadi ‘tak ragu lagi’.
Ketiga, seorang muslimah bisa menawarkan dirinya sendiri pada pria muslim yang menurutnya baik bagi diri dan agamanya juga lewat perantara, hanya saja sang perantara ini hanya salah satu pihak saja yang mengenalnya. Mungkin guru masjlis taklim si muslimah, rekan kerja, atau sahabatnya, atau orang tuanya.
Dan yang terakhir, seorang muslimah bisa juga menawarkan dirinya sendiri pada pria yang diharapkan baik bagi diri dan agamanya lewat lembaga lain sebagai perantara. Misalnya lewat biro jodoh. Tentunya semua hal tersebut dilakukan untuk berikhtiar dengan tetap mengindahkan aturan Islam (tidak dengan berpacaran).
Jangan menjadi beban berat, bila sampai usia kepala tiga belum menikah juga. Tawakkal dan bersabarlah. Semua tentu sudah ada dalam rencana Allah SWT. yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi setiap hamba-Nya. Senantiasa berusaha, berdo’a dan tetap komitmen untuk tetap dalam keridhoan Allah.

Sumber : Majalah Ghoib Edisi 55/3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar