Seorang Bapak yang menggeluti dunia usaha
jual-beli computer, di penghujung bulan Juni 2005, datang menantarkan istri
tercintanya ke kantor Majalah Ghoib untuk menjalani terapi ruqyah yang kedua
kalinya. Kedatangannya kali ini, disertai dengan menyerahkan sebuah bungkusan,
yang syarat dengan jimat-jimat yang telah didapatkannya dari seseorang yang
mengaku “Kiai”, selama proses penyembuhan istrinya yang sudah sekian lama
dihantui ketakutan yang luar biasa. Kepada Majalah Ghoib, Bapak yang sangat
mencintai istrinya ini, menceritakan kisahnya dalam mencari kesembuhan.
Alhamdulilah di tahun 2005 ini, saya dapat
menunaikan ibadah haji bersama istri saya. Sebelum berangkat, istri saya sering
merasa sakit. Seperti ada yang mencekik lehernya, dan dadanya sering sesak.
Untuk menyembuhkan penyakit tersebut, kami mendatangi beberapa orang dokter.
Namun, menurut hasil analisa dokter tidak ada gejala apa-apa yang terjadi pada
diri istri saya.
Kami pun berangkat haji dengan tenang. Saat
menunaikan ibadah haji dengan penuh khusyu’, penyakit istri saya hilang dan
tidak dirasakan gangguan seperti pada saat di rumah. Namu, begitu sampai di
Jakarta, gangguan yang selama ini menghantui istri saya datang lagi,
bahkan lebih dahsyat. Melihat gejala tersebut, kami memutuskan untuk mencari
orang yang dapat menyembuhkannya. Dalam kondisi bingung, kami mendatangi
seseorang yang sering disebut “Kiai” di daerah Tangerang atas saran seorang
saudara dekat. Menurut Kiai tersebut, istri saya diganggu oleh seseorang yang
suka kepadanya sejak lama.
Memang, semenjak sering datang gangguan kepada
istri saya, sebagai suami, saya merasakan ada gelagat yang tidak biasanya dari
tingkah laku istri saya sehari-hari. Sepertinya ia sangat jauh dari saya, jauh
dari anak-anak, dan selalu kepengin berpergian kemana-mana. Dari cara
berpakaiannya pun agak berbeda. Informasi yang lebih menyesakkan dada saya,
menurut Kiai itu, orang tersebut telah melaksanakan aqad nikah dengan istri
saya melalui alam ghaib. Sekarang, ia menuntut kepada istri saya, agar mau
dijadikan istrinya, karena menurutnya, mereka telah menikah secara syah.
Tuntutan tersebut dijalankannya lewat berbagai macam gangguan yang menyiksa.
Berkali-kali saya mendatangi Kia tersebut. Pada
pertemuan ketiga, Kia tersebut mendeteksi menggunakan media telur di dada istri
saya. Dari dalam telur keluar semacam ekor kuda berbentuk serabut. Katanya,
kalau bentuknya sudah seperti ini, berarti istri saya ingin dibunuh, karena
sudah tidak bisa dijadikan istrinya. Dari semua ranngkaian peristiwa itu, Kiai
itu juga memberikan sebuah jimat untuk kami. Katanya, jimat ini terbuat dari
emas murni. Jimat ini juga disinyalir dapat membentengi rumah dari serangan
santet dan teluh. Namun, bukannya ketenangan dan kesembuhan, malah mimpi yang
lebih aneh-aneh yang dialami istri saya ini, setelah menyimpan jimat yang telah
diberikan sang Kiai.
Suatu saat, saudara saya yang anaknya sudah 15
kali diruqyah, datang ke rumah kami. Ia menyuruh saya datang ke kantor Majalah
Ghoib untukl menjalani terapi ruqyah. Setelah diruqyah yang pertama kali, istri
saya benyak sekali kemajuannya, bahkan perasaan dicekiknya berangsur hilang dan
kami merasakan ketenangan lahir bathin. Semoga saja istri saya sembuh total,
sehingga kami mendapatkan ketentraman kembali dalam kehidupan rumah tangga.
(tuturnya dengan mata berkaca-kaca).
Bentuk Jimat
Jimat ini berbentuk empat persegi panjang,
berukuran 8 x 11 cm. terbuat dari seng berwarna silver dengan sisi depan dan
belakang. Jimat ini bertuliskan rajah-rajah yang mencampur-adukkan antara
bacaan al-Qur’an dengan mantra yang tidak jelas maksudnya. Pada sisi depan jimat
ini bertuliskan dua kalimat syahadat, diselingi huruf-huruf hijaiyyah sperti
huruf ha’, sin, lam dan ra’ yang ditulis secara terputus dan bergantian. Pada
bagian tengah terdapat kalimat bismillahi mu’afii (dengan nama Allah, yang
memberikan kesehatan) yang ditulismelingkar, ditambah dengan tulisan suratv
al-Hasyr ayat 23-24. Pada keempat sisi tulisan melingkar ini terdapat 4 buah
lingkaran kecil yang tidak bisa difahami apa isi tulisannya. Pada bagian
bawahnya, bertuliskan Allah tiga buah denga diselingi hiasan seperti bintang
kecil. Sementara pada bagian sisi belakang, terdapat penggalan-penggalan huruf
Arab yang ditulis terpisah-pisah sehingga tidak jelas apa tulisannya. Tiga buah
segitiga, bertuliskan nama-nama Allah bercampur huruf-huruf seperti angka
Sembilan terbalik, juga terpampang pada bagian tengah jimat ini, sehingga
semakin sulit dimengerti apa makna dari tulisan-tulisan ini.
‘Kesaktian Jimat’
Jimat ini diyakini bisa membentengi rumah rumah
dari gangguan santet jika dipasang di depan rumah. Bisa juga menangkal gangguan
jin yang akan menikahi seseorang secara ghaib. Mahar yang dibayarkan untuk
mendapatkan jimat ini senilai Rp. 600.000,-
Bongkar Jimat
Wajar saja kalau istri bapak ini mengalami
gangguan yang lebih dahsyat setelah memiliki jimat lantaran orang yang
dipanggil “Kiai” telah memberikan jimat yang bertuliskan campuran antara
ayat-ayat al-Qur’an dengan mantra yang tidak jelas maksudnya. Ayat-ayat suci
al-Qur’an yang seharusnya diamalkan dan dibaca untuk dzikir pagi dan sore,
malah ditulis pada sebuah benda yang menurutnya dari emas.
Adapun tulisan-tulisan yang tertera pada kedua
sisi jimat ini tidak akan memberikan manfaat apapun kepada kita. Karena Allah
SWT. tidak menjadikan benda bertuliskan ayat sebagai sarana untuk menolak
kejahatan semacam santet atau teluh dari orang lain. Pada hakikatnya, yang
dapat menjauhkan kita dari segala bentuk ujian, adalah doa-doa serta ibadah
yang ikhlas kepada Allah Yang Maha Pemberi Perlindungan. Syetan dan dukun
selamanya telah berkolaborasi untuk menyesatkan dan menyelewengkan aqidah
menusia dari cahaya Allah. Jimat dan ritual pernikahan ghaib yang menyesatkan
seperti dalam kasus ini, merupakan simbol-simbol kesesatan syetan.
Dalam menganggapi ujia yang diberikan kepada
orang mukmin, Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang Mukmin
itu dikeraskan (cobaan) terhadap mereka, karena sesungguhnya tidaklah
mara-bahaya berupa ditusuk duri akan menimpa seorang Mukmin, atau yang lebih
berat dari itu, dan tidak pula sakit, melainkan Allah SWT. mengangkatnya dengan
satu derajat, dan menurunkan (mencoret) daripadanya satu kesalahan.” (HR. Ibnu
Sa’ad, Hakim dan Baihaqi).
Penyakit (musibah)
merupakan ujian dari Allah untuk menghapus kesalahan, atau menjadi teguran atas
penyimpangan yang selama ini dilakukkan hamba-Nya baik secara sengaja maupun
tidak. Semoga, keluarga ini dapat meraih kebahagiaan dengan hilangnya penyakit
dan gangguan yang selama ini menghilangkan keceriaan mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar