Dari Timika, Papua, jimat ini dikirimkan via surat oleh seorang
bernama Gadis. Ketika sampai di Jakarta jimat ini diterima dalam keadaan
rusak/robek sehingga harus dilekat dengan Isolatif di SPP Jakarta 10000.
Pemiliknya mengatakan dalam suratnya bahwa semenjak kerepotan menjalankan
ritual yang disyaratkan oleh limat-jimat ini. Dan membaca Majalah Ghoib,
pengirim jimat ini meminta tolong kepada Majalah Ghoib untuk
memusnahkannya, karena untuk memusnahkannya sendiri tidak berani.
“Mungkin Majalah Ghoib juga menerima benda-benda yang sama dari
teman-teman yang lainnya, karena banyak teman-teman kita yang lain yang tertipu
dengan kebohongan si dukun. Saya ucapkan terima kasih kepada Majalah Ghoib
karena banyak sekali manfaat yang sudah saya dapat, terutama dalam memperkokoh
iman dan tentang tipu daya syetan, semoga kita semua selalu dalam lindungan,
dan bimbingan-Nya dan semoga Allah memberi petunjuk bagi hamba-Nya yang
tersesat,” tulisnya panjang lebar.
Gadis menceritakan dalam suratnya bahwa jimat
ini didapatkan berawal ketika dia membaca sebuah iklan yang mengatakan bisa
merubah hidup seseorang dengan cara membuka inti qalbu dan ditegaskan bahwa
jimat ini tidak syirik dan tidak bertentangan dengan agama manapun. Dia
langsung tertarik karena ingin merubah hidup yang lebih baik. Kemudian via
usrat dia mengubungi pemasang iklan. Selanjutnya disuruh mengirim sejumlah uang
untuk buku petunjuk dan sarana/alat penunjang. Setelah uang dikirim, jimat pun
datang.
Bentuk Jimat
Ada tiga jimat yang dikirimkan: satu botol
minyak aroma yang dimasukkan ke dalam gulungan hitam, selembar kain merah yang
sudah ditulis dengan tinta emas dan sebuah koin dari kuningan dengan sebuah
lambang.
Jimat pertama, satu botol minyak beraroma yang
dimasukkan ke dalam gulungan hitam bentuknya seperti mercon atau petasan yang
ada sumbunya. Sementara gulungan hitamnya dihiasi rajah-rajah yang tidak jelas
maksudnya seperti terdapat empat belas kotak kecil yang bertuliskan bismi,
Alloh, Arrohman dan Arrohiim yang ditulis secara acak pada tiap-tiap kotak
tersebut. Kotak tersebut diapit oleh dua tulisan syahadat di sebelah kiri dan
kanannya.
Jimat yang kedua, satu lembar kain merah yang
ditulis dengan tinta emas. Kain tersebut panjang kira-kira 60 cm. kain tersebut
disekat-sekat dengan 10 kotak kecil, yang masing-masing kotak tersebut
bertuliskan rajah yang menggunakan bahasa Arab. Setiap kotak beda tulisan dan
hiasannya antara kotak yang satu dengan yang lainnya.
Dan jimat yang ketiga adalah sebuah koin dari
kuningan. Masing-masing sisi memiliki lambing yang berbeda. Pada sisi pertama
terdapat sebuah lingkaran yang bertuliskan huruf yaa siin yang sebanyak tujuh
buah bertingkat. Di sisi lain gambar seekor kupu-kupu yang bertuliskan satu
ayat yaitu yaa siin.
‘Kesaktian’ Jimat
Menurut pengirimnya, ketiga jimat ini diyakini
mempunyai kegunaan sebagi alat untuk merubah hidup seseorang agar lebih baik,
dengan cara membuka inti qolbu. Tetapi ada tatacara atau ritual yang harus
dilaksanakan untuk mencapai apa yang diinginkan yaitu membuka inti qolbu. Cara
yang dianjurkan oleh dukun tersebut untuk menggunakan benda-benda ini adalah:
pertama-tama minyak wangi itu dioleskan di dahi diantara kedua alis dan
mengoleskannya pun harus dari atas kebawah. Kemudian koin dan kain merah yang
dirajah harus digenggam dengan tangan kanan. Setelah itu dianjurkan membaca doa
yang ada di buku petunjuk (pada saat jimat ini dikirimkan, tidak disertai dengan
buku petunjuk). Tapi menurutnya, doa tersebut dalam bahasa Indonesia karena doa
itu bisa dipakai untuk semua agama. Setelah membaca doa itu, disuruh untuk
menyebutkan keinginan-keinginan, kemudian bersujud. lni dilakukan sebanya 5
kali setiap sebelum tidur, dibawah jam l2 malam.
“Namun setelah saya melakukannnya selama satu
bulan, perubahan yang diharapkan tak kunjung datang, malah kemalasan dan
kerepotan yang didapat setelah melakukan ritual-ritual tersebut,” tulisnya
mengungkap kekecewaannya.
Bongkat Jimat
Satu lembar kain merah yang kita bongkar saat
ini tidak seperti kain merah biasanya, selain di datangkan dari Timika, Papua.
Jimat ini juga diyakini bisa merubah hidup seseorang kepada kehidupan yang
lebih baik. Tulisan dalam jimat ini adalah rajah-rajah berbahasa Arab yang
ditulis dengan tinta emas.
Maka seperti halnya jimat-jimat yang lain,
seringkali kita jumpai tulisan-tulisan yang tidak bermakna dan hanya dapat
dimengerti oleh si dukun saja. Juga pencantuman ayat atau tulisan lainnya tidak
jelas mengapa dicantumkan di situ.
Seperti pada 18 kotak kecil yang terdapat dalam
kain merah sepanjang 60 centi meter ini. Pada kotak pertama yang ukurannya
paling besar dari kotak yang lainnya, terdapat dua buah lingkaran yang
bertuliskan kalimat “Basmalah” dengan ditambah kata Muhammad didalamnya,
tulisan-tulisan tersebut tidak jelas apa maksudnya. lnilah simbol-simbol yang
dipakai oleh para dukun untuk berdialog dengan makhluk yang dilaknat oleh Allah
yaitu para jin. Tentunya kesepakatan antara si dukun dengan jin tersebut tetap
menjadi rahasia antara mereka yang tidak bisa kita fahami. Dan kesepakatan itu
adalah kesesatan yang nyata.
Pada tujuh belas kotak lainnya yang lebih
kecil-kecil, terdapat rajah-rajah yang ditulis dalam bahasa Arab. Tulisan
masing-masing kotak berbeda. Contohnya adalah tulisan huruf abjad arab dari
angka 111 sampai 116, yang terdapat dalam 9 kotak kecil. Lagi-lagi kita tidak
bisa meraba apa maksud dukun dan jinnya menuliskan hal itu. Tetapi tidak jelas,
mengapa harus angka-angka arab yang ditulis di situ. Lagi-lagi hanya dukun
sesat dan jinnya yang mengerti.
Dan untuk meyakinkan dalam menipu kaum
muslimin, di salah satu kotak tersebut, tertuliskan asmaul husna. Agar
orang mengira bahwa jimat ini diridhoi Allah, karena menyebut kebesaran-Nya.
Padahal jimat ini adalah suatu kesesatan yang nyata, walaupun dicampur dengan kalimat
thayyibah. Justru ini adalah pelecehan terhadap nama-nama Allah yang baik.
Ketidakjelasan yang banyak tercantum dalam kain
merah dari Timika ini, sama dengan ketidakjelasan ukiran pada koin dan minyak
wangi. lni semua diperparah dengan keyakinan syirik di balik itu semua. Lebih
dari itu, ritual yang dianjurkan dengan cara bersujud merupakan sebuah ritual
yang jelas-jelas bertentangan dengan akidah lslam. Karena sebagai seorang
muslim sujud kita hanya untuk Allah SWT. Seperti diterangkan dalam al-Qur'an
surat Fushshilat ayat 37. “..... Janganlah bersujud kepada matahari dan
janganlah pula kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang
menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
Sebagai pengingat kembali agar kita selalu
berhati-hati, Rasulullah pernah bersabda, “Barang siapa yang memakai jimat,
maka ia telah berbuat syirik.” ( HR. Ahmad dan dishahihkan al-Albani). Wallahu
a’lam.
Sumber : Majalah Ghoib Edisi 25/2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar