Senin, 30 September 2013

Kain Merah dari Timika Papua



Dari Timika, Papua, jimat ini dikirimkan via surat oleh seorang bernama Gadis. Ketika sampai di Jakarta jimat ini diterima dalam keadaan rusak/robek sehingga harus dilekat dengan Isolatif di SPP Jakarta 10000. Pemiliknya mengatakan dalam suratnya bahwa semenjak kerepotan menjalankan ritual yang disyaratkan oleh limat-jimat ini. Dan membaca Majalah Ghoib, pengirim jimat ini meminta tolong kepada Majalah Ghoib untuk  memusnahkannya, karena untuk memusnahkannya sendiri tidak berani. “Mungkin Majalah Ghoib juga menerima benda-benda yang sama dari teman-teman yang lainnya, karena banyak teman-teman kita yang lain yang tertipu dengan kebohongan si dukun. Saya ucapkan terima kasih kepada Majalah Ghoib karena banyak sekali manfaat yang sudah saya dapat, terutama dalam memperkokoh iman dan tentang tipu daya syetan, semoga kita semua selalu dalam lindungan, dan bimbingan-Nya dan semoga Allah memberi petunjuk bagi hamba-Nya yang tersesat,” tulisnya panjang lebar. 
Gadis menceritakan dalam suratnya bahwa jimat ini didapatkan berawal ketika dia membaca sebuah iklan yang mengatakan bisa merubah hidup seseorang dengan cara membuka inti qalbu dan ditegaskan bahwa jimat ini tidak syirik dan tidak bertentangan dengan agama manapun. Dia langsung tertarik karena ingin merubah hidup yang lebih baik. Kemudian via usrat dia mengubungi pemasang iklan. Selanjutnya disuruh mengirim sejumlah uang untuk buku petunjuk dan sarana/alat penunjang. Setelah uang dikirim, jimat pun datang.

Bentuk Jimat
Ada tiga jimat yang dikirimkan: satu botol minyak aroma yang dimasukkan ke dalam gulungan hitam, selembar kain merah yang sudah ditulis dengan tinta emas dan sebuah koin dari kuningan dengan sebuah lambang.
Jimat pertama, satu botol minyak beraroma yang dimasukkan ke dalam gulungan hitam bentuknya seperti mercon atau petasan yang ada sumbunya. Sementara gulungan hitamnya dihiasi rajah-rajah yang tidak jelas maksudnya seperti terdapat empat belas kotak kecil yang bertuliskan bismi, Alloh, Arrohman dan Arrohiim yang ditulis secara acak pada tiap-tiap kotak tersebut. Kotak tersebut diapit oleh dua tulisan syahadat di sebelah kiri dan kanannya.
Jimat yang kedua, satu lembar kain merah yang ditulis dengan tinta emas. Kain tersebut panjang kira-kira 60 cm. kain tersebut disekat-sekat dengan 10 kotak kecil, yang masing-masing kotak tersebut bertuliskan rajah yang menggunakan bahasa Arab. Setiap kotak beda tulisan dan hiasannya antara kotak yang satu dengan yang lainnya.
Dan jimat yang ketiga adalah sebuah koin dari kuningan. Masing-masing sisi memiliki lambing yang berbeda. Pada sisi pertama terdapat sebuah lingkaran yang bertuliskan huruf yaa siin yang sebanyak tujuh buah bertingkat. Di sisi lain gambar seekor kupu-kupu yang bertuliskan satu ayat yaitu yaa siin.
‘Kesaktian’ Jimat
Menurut pengirimnya, ketiga jimat ini diyakini mempunyai kegunaan sebagi alat untuk merubah hidup seseorang agar lebih baik, dengan cara membuka inti qolbu. Tetapi ada tatacara atau ritual yang harus dilaksanakan untuk mencapai apa yang diinginkan yaitu membuka inti qolbu. Cara yang dianjurkan oleh dukun tersebut untuk menggunakan benda-benda ini adalah: pertama-tama minyak wangi itu dioleskan di dahi diantara kedua alis dan mengoleskannya pun harus dari atas kebawah. Kemudian koin dan kain merah yang dirajah harus digenggam dengan tangan kanan. Setelah itu dianjurkan membaca doa yang ada di buku petunjuk (pada saat jimat ini dikirimkan, tidak disertai dengan buku petunjuk). Tapi menurutnya, doa tersebut dalam bahasa Indonesia karena doa itu bisa dipakai untuk semua agama. Setelah membaca doa itu, disuruh untuk menyebutkan keinginan-keinginan, kemudian bersujud. lni dilakukan sebanya 5 kali setiap sebelum tidur, dibawah jam l2 malam.
“Namun setelah saya melakukannnya selama satu bulan, perubahan yang diharapkan tak kunjung datang, malah kemalasan dan kerepotan yang didapat setelah melakukan ritual-ritual tersebut,” tulisnya mengungkap kekecewaannya.
Bongkat Jimat
Satu lembar kain merah yang kita bongkar saat ini tidak seperti kain merah biasanya, selain di datangkan dari Timika, Papua. Jimat ini juga diyakini bisa merubah hidup seseorang kepada kehidupan yang lebih baik. Tulisan dalam jimat ini adalah rajah-rajah berbahasa Arab yang ditulis dengan tinta emas.
Maka seperti halnya jimat-jimat yang lain, seringkali kita jumpai tulisan-tulisan yang tidak bermakna dan hanya dapat dimengerti oleh si dukun saja. Juga pencantuman ayat atau tulisan lainnya tidak jelas mengapa dicantumkan di situ.
Seperti pada 18 kotak kecil yang terdapat dalam kain merah sepanjang 60 centi meter ini. Pada kotak pertama yang ukurannya paling besar dari kotak yang lainnya, terdapat dua buah lingkaran yang bertuliskan kalimat “Basmalah” dengan ditambah kata Muhammad didalamnya, tulisan-tulisan tersebut tidak jelas apa maksudnya. lnilah simbol-simbol yang dipakai oleh para dukun untuk berdialog dengan makhluk yang dilaknat oleh Allah yaitu para jin. Tentunya kesepakatan antara si dukun dengan jin tersebut tetap menjadi rahasia antara mereka yang tidak bisa kita fahami. Dan kesepakatan itu adalah kesesatan yang nyata.
Pada tujuh belas kotak lainnya yang lebih kecil-kecil, terdapat rajah-rajah yang ditulis dalam bahasa Arab. Tulisan masing-masing kotak berbeda. Contohnya adalah tulisan huruf abjad arab dari angka 111 sampai 116, yang terdapat dalam 9 kotak kecil. Lagi-lagi kita tidak bisa meraba apa maksud dukun dan jinnya menuliskan hal itu. Tetapi tidak jelas, mengapa harus angka-angka arab yang ditulis di situ. Lagi-lagi hanya dukun sesat dan jinnya yang mengerti.
Dan untuk meyakinkan dalam menipu kaum muslimin, di salah satu kotak tersebut, tertuliskan asmaul husna. Agar orang mengira bahwa jimat ini diridhoi Allah, karena menyebut kebesaran-Nya. Padahal jimat ini adalah suatu kesesatan yang nyata, walaupun dicampur dengan kalimat thayyibah. Justru ini adalah pelecehan terhadap nama-nama Allah yang baik.
Ketidakjelasan yang banyak tercantum dalam kain merah dari Timika ini, sama dengan ketidakjelasan ukiran pada koin dan minyak wangi. lni semua diperparah dengan keyakinan syirik di balik itu semua. Lebih dari itu, ritual yang dianjurkan dengan cara bersujud merupakan sebuah ritual yang jelas-jelas bertentangan dengan akidah lslam. Karena sebagai seorang muslim sujud kita hanya untuk Allah SWT. Seperti diterangkan dalam al-Qur'an surat Fushshilat ayat 37. “..... Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah pula kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
Sebagai pengingat kembali agar kita selalu berhati-hati, Rasulullah pernah bersabda, “Barang siapa yang memakai jimat, maka ia telah berbuat syirik.” ( HR. Ahmad dan dishahihkan al-Albani). Wallahu a’lam.

Sumber : Majalah Ghoib Edisi 25/2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar