Ibu Widya (bukan nama sebenarnya) berkisah, “Awal kepemilikan saya
terhadap jimat ini saya dapatkan dari ayah saya, dan beliaupun mendapat warisan
dari buyut yang katanya jagoan dan ngarti dengan hal-hal yang begituan.
Ketika ayah saya sakit keras, kami sekeluarga khawatir kalau-kalau “aya nu
ngabeung-beuratan” (memberatkan ) ayah saya ketika mengahadapi sakaratul
maut. Karena kata orang kalau punya ilmu-ilmu kadigdayaan atau jimat-jimat,
biasanya matinya susah. Maka kami sekeluarga membongkar benda-benda jimat yang
pernah dimilki oleh ayah dan ternyata ada beberapa jimat yang ayah miliki. Lalu
sebagian ada yang dibakar, dimusnahkan dan yang ini (sebuah batu bulat) dibawa
oleh uwa (paman) saya untuk “ditarekahan” diusahakan agar tidak
adalagi penunggunya. Lalu kata uwa saya bahwa benda ini sudah bersih,
sudah tidak ada ‘isinya’ namun untuk lebih meyakinkan maka benda ini saya bawa
dan saya serahkan ke kantor Ghoib Ruqyah Syar’iyyah.
Sebenarnya saya ngga percaya dengan
hal-hal yang seperti itu, dan ayah sayapun ngga punya ilmu-ilmu yang
begituan. Apalagi setelah saya membaca Majalah Ghoib semakin yakin dan mantap
untuk tidak berhubungan dengan hal-hal seperti itu karena hal itu bisa membawa
kemusyrikan, sedangkan kita tahu bahwa perbuatan syirik tidak akan diampuni
dosanya kalau kita mati dalam kondisi mensekutukan Allah SWT.
Harapan saya semoga semua keluarga dan pembaca
setia Majalah Ghoib terbebas dari gangguan jin-jin yang zalim dan terbebas dari
perbuatan syirik. Aqidah kita yang benar hanya mengesakan Allah semata dan
dibersihkan dari noda-noda syirik yang memang sudah mengakar di masyarakat
kita.”
Bentuk Jimat
Jimat ini terbuat dari batu alam berbentuk
bulat oval seperti telur, dengan warna dasar hitam dan garis-garis putih yang melingkari
seluruh batu itu dan tampak indah jika dilihat dari jauh, seperti batu hiasan
yang biasa di letakkan di atas meja atau di dalam rak lemari.
‘Kesaktian Jimat’
Jimat ini diyakini berkhasiat untuk menangkal
bahaya yang akan datang atau memberikan pengamanan dan penjagaan kepada pemilik
dan semua keluarganya.
Bongkar Jimat
Adalah fitrah manusia untuk selamat dan
terbebas dari gangguan yang menghampiri dirinya dan orang-orang tercinta di
sekitarnya, lalu mencari perlindungan dan sandaran kepada hal yang dia anggap
lebih memiliki kekuatan daripada dirinya.
Memang hal itu sah-sah saja dilakukan, hanya
saja jika mencari perlindungan dan tempat bersandar yang salah itulah yang jadi
masalah. Boleh jadi hal itu akan menjerumuskan kita ke dalam kemusyrikan. Seperti
yang dilakukan oleh ibu yang tinggal di Jawa Barat ini, yang menyimpan jimat
untuk menolak bala dan menjaga keselamatan keluarganya yang ia dapatkan sebagai
warisan dari kakek buyutnya.
Dalam ajaran Islam, memberikan warisan kepada
anak keturunan memang sudah ada tuntunannya, bahkan begitu rinci Allah
menjelaskan bagian tiap masing-masing ahli waris dimana Allah tidak menjelaskan
secara rinci tentang suatu hokum seperti hokum warisan ini.
Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar
meninggalkan anak keturunan dalam keadaan kuat dan tidak menjadi beban buat
orang lain. “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa’: 9).
Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Khaulah
bin Sa’d: “Wahai Sa’d, sesungguhnya engkau meninggalkan ahli warismu dalam
keadaan kaya, itu lebih baik daripada meninggalkan mereka lemah dan menjadi
beban manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Namun apa dulu yang diwariskan! Apakah
benda-benda seperti itu layak dan pantas diwariskan kepada anak cucu kita?
Para pemnbaca budiman! Bukanlah jimat, benda
keramat dan lain sebagainya yang diwariskan kepada anak cucu kita. Karena itu
sama saja dengan mewariskan kesyirikan dan kemusyrikan kepada mereka. Yang
Allah anjurkan adalah harta yang halal lagi bermanfaat dan diridhai oleh Allah.
Adalah benar sikap yang diambil oleh Ibu Widya
tersebut, dengan menyerahkan jimat itu ke tempat yang tepat untuk dimusnahkan
dan bertaubat dari kesyirikan.
Nah! Bagi siapapun yang ingin membersihkan
aqidahnya dari noda-noda kesyirikan, tak ada salahnya mengikuti langkah yang
ditempuh oleh Ibu Widya tadi dengan memusnahkan benda-benda syirik yang ada di
rumah kita, baik dimusnahkan sendiri atau dengan mengantarkannya ke Majalah Ghoib
Ruqyah Syar’iyyah. Siapa menyusul?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar