Sabtu, 19 Mei 2018

Adab Menjaga Lisan

"Namaam (Orang yang suka menyebarluaskan keburukan orang lain atas dasar tidak suka) tidak akan masuk surga." (HR. Bukhari dan Muslim).

Namimah adalah penyakit hati yang sangat berbahaya. la didasari sifat dengki dan iri atas keberhasilan orang lain. Sehingga kesana kemari, orang yang terkena racun namimah akan mengobral berita seputar keburukan orang yang tidak disenanginya.
Jelas namimah merupakan penyakit sosial yang sangat berbahaya. Lebih berbahaya daripada ghibah. Hal ini tidak terlepas dari keterlibatan emosi yang melatarbelakanginya. Bahasa al-Qur'an menyebut mereka dengan orang-orang yang hina. Menjadi hina karena perbuatan mereka yang merugikan diri dan masyarakatnya. Perhatikanlah firman Allah dalam surat al-Qalam ayat 10-11, yang artinya, "Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina. Yang banyak mencela, yang kesana kemari menghambur fitnah." (QS. Al-Qalam: 10-11)
Orang seperti mereka, adalah orang-orang yang berhati kotor. Jiwanya penuh dengan kedengkian. Kesana kemari is berusaha menjelekkan orang yang tidak disukainya. Dengan alasan yang beragam, tipikal orang-orang yang diperingatkan Allah dalam al-Qur'an ini banyak ditemukan dalam keseharian kita.
Seperti yang diceritakan Ari (nama samaran) seorang pasien Majalah Ghoib asal Bandung, Jawa Barat. la dan keluarganya sempat dikucilkan oleh tetangga kiri kanannya. Hanya karena ulah seorang tetangganya yang berusaha sedemikian rupa menyebarluaskan keburukan-keburukannya. Meski apa yang disampaikannya itu belum tentu benar.
Ari menjadi korban namimah. Kini setelah mengikuti terapi ruqyah di kantor Majalah Ghoib tetangga kiri kanannya sudah mulai berubah. Bahkan menurut cerita salah seorang anak perempuannya yang masih duduk di kelas empat SD, sudah mulai ada tetangga yang tersenyum padanya. Padahal sebelumnya mereka selalu cemberut dan mengacuhkan keluarga Ari.

Begitulah namimah merusak kehidupan masyarakat. Orang yang tidak memiliki hubungan atau masalah apapun bisa menjadi apriori. Semuanya karena ulah orang­orang yang berhati kotor.
Sedemikian besar bahaya yang ditimbulkan oleh namimah, hingga mereka menuai balasan atas apa yang dilakukannya. Sejak dimasukkan ke dalam liang lahat. Jauh sebelum hari kiamat tiba. Dan siksa yang kekal telah menanti mereka.

Di alam barzakh, orang-orang yang senang menyebarkan keburukan orang lain atas dasar kedengkian akan mendapat siksa. Jangan ditanya lagi beratnya siksa yang didapatkannya. Karena tak seorang pun manusia di dunia ini yang sanggup menanggungnya.

Suatu saat Rasulullah melintas di area pemakaman bersama sahabat. Saat itulah Rasulullah mendengar keluhan dua orang yang sedang mendapat siksa kubur. Saat itu Rasulullah tidaklah sendirian. la datang bersama sahabat, namun yang mendengar rintihan mereka hanyalah Rasulullah sendiri. Artinya, tak seorang pun manusia selain nabi dan rasul yang bisa mengetahui keghaiban atas apa yang terjadi di alam kubur.

Di sinilah kemudian Rasulullah menyampaikan bahwa salah satu dari dua orang itu disiksa karena sifat namimahnya, sedang yang lain karena is kencing dengan berdiri.

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah melewati kuburan dua orang yang sedang mengalami siksa kubur. Salah seorang dari mereka, disiksa karena kemanapun dia pergi selalu membicarakan keburukan orang lain. Yang satunya lagi disiksa karena kencing sembarangan." (HR. Bukhari dan Muslim).
Alam kubur, yang tak seorang pun mengetahui berapa tahun mendekam di sana, orang yang suka menyebarluaskan keburukan orang lain atas dasar dengki dan iri hati, mengalami siksa demi siksa.
Siksa di alam kubur itu hanyalah siksa pembuka. Di akhirat mereka akan merasakan siksa demi siksa yang jauh lebih tak terperikan. Bayangkan betapa mengerikannya siksa yang mereka dapatkan, bila selamanya harus mendekam di neraka. Peluang untuk pindah ke surga tertutup hanya karena perangai buruk yang menyertainya. Hanya karena kegatalan hatinya melihat keberhasilan orang lain.

Hudzaifah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Namaam (Orang yang suka menyebarluaskan keburukan orang lain atas dasar tidak suka) tidak akan masuk surga." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa bahaya yang ditimbulkan oleh orang-orang yang berperilaku buruk ini berdampak besar. Sehingga pelakunya sendiri harus menerima hukuman yang demikian beratnya. karena itu setidaknya ada enam langkah yang bisa diterapkan untuk menghadapi mereka, seperti disebutkan oleh Wahid Abul Salam Bali dalam bukunya Wiqayatul Insan minal jinni wasyaithan hal 333.

Pertama, jangan percaya karena dia orang yang fasik. Kedua, cegah dan nasehati dia. Ketiga, benci dia karena Allah semata. Keempat, jangan berprasangka buruk kepada orang yang dijelek jelekkannya. Kelima, jangan hiraukan ucapannya. Dan yang terakhir, jangan sebarkan berita itu kepada orang lain.
Beberapa langkah di atas menjadi lampu penerang untuk menghindar dan menyelamatkan diri dari jeratan namimah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar