Selasa, 15 Agustus 2017

HIDUP PENUH BERKAH BERSAMA AL-QUR’AN



Barang siapa yang ingin dicintai dan disenangi oleh Allah, maka senangkanlah Allah melalui pelayanan terhadap kalam-Nya, yaitu Al-Qur’an. Sebagai firman-Nya, Allah senang jika Al-Qur’an dibaca. Sebagai pesan-Nya, Allah senang jika kandungan Al-Qur’an diperhatikan dan diamalkan. Dengan itu, niscaya Allah akan menyenangkan Anda dengan cara Allah sendiri. Baik berupa materi atau non materi, baik di dunia maupun di akhirat, baik sekarang atau waktu mendatang.

Di antara keistimewaan Al-Qur’an adalah dimudahkan oleh Allah. Pernyataan ini terulang sebanyak empat kali dalam surah Al-Qamar. Baik kemudahan cara membaca, menghafalkan dan memahaminya. Kata “yassarna” dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa semua kegiatan membaca, menghafal, memahami dan menerjemahkan perlu tahapan dan waktu. Saat ini banyak sekali metode membaca, menerjemahkan dan menghafal Al-Qur’an. Saat ini jumlah penghafal Al-Qur’an di seluruh dunia sudah mencapai jutaan. Hal ini tak dijumpai kitab suci mana pun kecuali Al-Qur’an.
Nasihat bagi para wanita, khususnya calon ibu hendaklah mempersiapkan dirinya sebagai calon guru bagi anak-anaknya kelak. Hendaknya dia bisa mengaji Al-Qur’an dengan fasih, sehingga pelajaran pertama dalam membaca Al-Qur’an akan didapatkan oleh seorang anak dari mulut ibunya sendiri. Betapa anak sangat terkesan dengan peristiwa bersejarah dalam kehidupannya itu.
Bagi orang yang gemar membaca Al-Qur’an, getaran ayat-ayat sucinya akan mengalir bersama darah di sekujur tubuhnya. Kesenangannya membaca Al-Qur’an akan menciptakan DNA (karakteristik pribadi) yang positif. Kelak jika dia punya anak, maka DNA positif inilah yang akan menempel pada anak-anaknya kelak sehingga menjadikan ia anak yang saleh dan berkepribadian baik. Ketenangan jiwa ketika membaca Al-Qur’an akan berdampak pada sel-sel DNA-nya yang bisa bercahaya dan berdampak pada raut wajahnya yang tenang, bercahaya dan meneduhkan. Hidupnya penuh optimisme.

Al-Qur’an itu ibarat berlian yang mempunyai banyak sisi. Jika dipandang dari satu sisi akan menampakkan keindahan tersendiri. Dilihat dari sisi yang lain, maka akan tampak keindahan yang lain pula. Berlian itu sendiri selalu berkelipan sepanjang zaman. Hanya mereka yang mempunyai hati tulus, bersih dan haus akan nilai-nilai Al-Qur’an yang bisa menikmati keindahan itu.
Para penghafal Al-Qur’an tidak cukup hanya mengandalkan kecerdasan intelektual. Tapi perlu pencucian hati dari kekotoran hati seperti riya, sum’ah, takabur dan lain-lainnya, serta mengusahakan amalan spiritual lainnya seperti wirid harian, amal-amal sunnah dan doa sebagai pupuk untuk suburnya ayat-ayat Al-Qur’an yang sedang ditanam dalam hatinya.
Al-Qur’an akan selalu menang dan tak akan terkalahkan. Ketika pertama kali turun, Al-Qur’an dikatakan sihir, perkataan orang gila, tukang dukun, kebohongan cerita masa lalu dan syair. Tetapi Al-Qur’an terus melaju bahkan menantang siapapun untuk menandinginya, walau satu surah saja. Tantangan ini terus berkumandang dengan pasti dan mantap. Mereka yang melawan Al-Qur’an pasti gagal, rontok, berjatuhan dan hancur.

Al-Qur’an diberi sifat mubarok, yang berarti penuh keberkahan. Berkah itu bertambahnya kebaikan walaupun tidak harus banyak. Contohnya saja usia Imam Syafi’I hanya 55 tahun, tapi hasil ilmu dan pemikirannya luar biasa. Begitu juga dengan Al-Qur’an, kitab yang mampu merevolusi kehidupan. Banyak orang yang hanya bermodalkan hafal Al-Qur’an, atau pintar ngaji dan tilawah, hidupnya menjadi berkah. Hidupnya berkualitas. Merasa puas dan nikmat dengan yang ada. Banyak pesantren di Jawa yang awalnya Pesantren Tahfizh, tapi sekarang menjadi lembaga pendidikan besar. Keberkahan Al-Qur’an tidak bisa diukur dengan materi saja, tapi dari non materi pula. Justru inilah yang terbesar dan paling berarti. Maka yakinlah bahwa jika kita bergaul dengan Al-Qur’an, sementara ia adalah gudang keberkahan, maka hidup kita akan menjadi semakin penuh berkah. Wallahu a’lam.
(Dikutip dari buku Oase Al-Qur’an karya DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar